Bandar Lampung (Lampost.co) – Lampung dikenal sebagai salah satu lumbung perkebunan nasional dengan kontribusi besar terhadap ekspor kopi dan berbagai produk pangan. Namun, sebagian besar hasil tersebut masih dijual dalam bentuk mentah sehingga nilai tambahnya belum optimal dirasakan masyarakat petani.
Poin Penting
- Lampung sebagai lumbung perkebunan nasional dan pemasok utama kopi Indonesia.
- Sebagian besar hasil perkebunan masih dijual mentah sehingga nilai tambah rendah.
- Gubernur Rahmat Mirzani Djausal tekankan pentingnya hilirisasi pangan.
- Hilirisasi dapat tingkatkan nilai tambah, lapangan kerja, dan daya saing produk Lampung.
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menilai kondisi ini menjadi tantangan serius. Ia menegaskan perlunya hilirisasi agar hasil komoditas tidak lagi keluar dalam bentuk mentah.
Baca juga : Pemerintah Pusat Siapkan Rp180 Miliar untuk Hilirisasi Sektor Pangan Lampung
“Kurang lebih dari 60 persen ekspor kopi Indonesia ke negara luar ini sumber kopinya dari Lampung, coklat juga kurang lebih demikian,” ujarnya.
Menurutnya, situasi ini membuat pertumbuhan ekonomi Lampung terhambat. Petani hanya memperoleh keuntungan kecil, sementara nilai lebih dari produk olahan di nikmati negara tujuan ekspor.
Ia menyebut, besarnya ekspor bahan mentah membuat uang hasil perdagangan justru mengalir ke luar daerah. Akibatnya, perputaran ekonomi di Lampung menjadi lemah dan tidak optimal untuk mendorong pertumbuhan.
“Lampung ini berdasarkan analisis saya, 70 persen uangnya keluar dari Lampung. Artinya apabila 70 persen uang itu di kelola dan hanya berputar di Lampung, saya yakin pertumbuhan ekonomi kita sangat cepat dan signifikan,” jelasnya.
Mirza menekankan pentingnya percepatan hilirisasi pangan. Menurutnya, industri pengolahan dapat memberikan nilai tambah lebih besar, membuka lapangan kerja baru, serta meningkatkan daya saing produk Lampung di pasar global.
Optimisme itu semakin kuat dengan tingginya minat investor. Banyak perusahaan melirik Lampung sebagai lokasi pembangunan pabrik pengolahan karena potensi lahan yang luas dan hasil perkebunan yang melimpah.
Ia menilai momentum hilirisasi ini harus di manfaatkan sebaik mungkin. Dengan membangun pusat industri pengolahan, Lampung tidak hanya menjadi penghasil bahan baku, tetapi juga mampu menempatkan diri sebagai sentra produk olahan bernilai tinggi yang mendorong percepatan ekonomi daerah.
“Hasil perkebunan kita melimpah, lahan kita luas, lokasi kita strategis tidak terlalu jauh dengan Jakarta, jadi banyak perusahaan-perusahaan yang ingin membangun pabrik itu melirik daerah kita,” pungkasnya.








