Jakarta (Lampost.co) — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengkaji ulang rencana pemangkasan jumlah BUMN Karya dari tujuh menjadi tiga perusahaan. Sebab, kajian sebelumnya dilakukan pada masa Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, sehingga perlu penyesuaian ulang Dengan pergantian menteri.
“Sekarang, karena menterinya sudah berganti, kajiannya harus ulang. Secara hukum ini memang perlu. Mungkin Januari 2025 baru kami kirimkan ke Menteri PUPR Dody Hanggodo,” ujar Erick Thohir.
Dia menjelaskan, proses konsolidasi atau pemangkasan BUMN membutuhkan waktu satu hingga dua tahun. Ia mencontohkan sektor pelayaran, seperti PT Pelindo (Persero), PT Pelni (Persero), dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), yang mendapatkan dukungan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi.
“Ada yang bisa selesai dalam setahun, ada juga yang memakan waktu hingga dua tahun. Tetapi, untuk Pelindo, Pelni, dan ASDP, kami sudah sounding ke Menteri Perhubungan, dan beliau mendukung. Ini menjadi bagian dari solusi yang kami tawarkan,” ujar dia.
Kementerian BUMN menetapkan 45 program unggulan dalam rencana lima tahun ke depan. Salah satu prioritas utama adalah perampingan jumlah perusahaan BUMN dari 47 menjadi 30. Opsi yang akan pemerintah ambil meliputi merger atau inbreng saham untuk mengkonsolidasikan perusahaan.
Untuk itu, tujuh BUMN Karya akan dikonsolidasikan menjadi tiga perusahaan besar. “Program perampingan ini salah satu langkah penting. Kami akan mengkonsolidasikan dari 47 perusahaan menjadi 30,” ujarnya.
Konsolidasi untuk Efisiensi
Dia menegaskan, banyaknya jumlah BUMN tidak selalu mencerminkan performa perusahaan yang sehat. Sebaliknya, jumlah yang lebih ramping dengan klasterisasi yang lebih jelas dapat meningkatkan kontribusi BUMN terhadap perekonomian nasional.
“Konsolidasi bisa membuat perusahaan BUMN lebih fokus dan sinkron dengan kebutuhan pasar. Ini bagian dari solusi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan,” kata dia.
Misalnya di sektor kehutanan dan perkebunan, Perum Perhutani bergabung dengan Holding Perkebunan Nusantara (PTPN III). Penggabungan itu membuat total pengelolaan luas lahan mencapai 2,2 juta hektare.
Perusahaan yang akan merger antara lain:
- PT Pelni dan PT ASDP Indonesia Ferry ke dalam PT Pelindo.
- PT INKA (Persero) akan gabung ke dalam PT KAI (Persero).
- PT Waskita Karya (Persero) Tbk akan inbreng-kan ke PT Hutama Karya (Persero).
- PT Nindya Karya (Persero) dan PT Brantas Abipraya (Persero) akan melebur ke dalam PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk akan melebur ke dalam PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.