Bandar Lampung (Lampost.co) — Fenomena job hugging atau bertahan di pekerjaan meski kurang sesuai minat semakin banyak pekerja muda alami. Terutama di tengah kondisi ekonomi dan ketatnya persaingan kerja. Mereka memilih untuk tetap bekerja meski merasa tidak sepenuhnya cocok demi kepastian pendapatan dan kebutuhan hidup.
Fenomena tersebut memotret dilema pekerja muda antara bertahan demi stabilitas ekonomi atau mengambil risiko untuk mengejar pekerjaan yang lebih sesuai minat dan tujuan hidup.
Salah satu pekerja swasta di Bandar Lampung, Pratika (27), mengaku memilih bertahan di pekerjaannya sekarang. Meski tidak sepenuhnya cocok dengan bidang tersebut, kondisi ekonomi membuatnya sulit untuk mengambil risiko pindah kerja.
“Sekarang mencari kerja susah. Belum tentu juga kalau pindah, karir bisa lebih baik. Jadi saya lebih memilih bertahan meski sebenarnya kurang sesuai,” ujarnya, Selasa, 16 September 2025.
Menurutnya, keamanan finansial menjadi faktor utama yang membuatnya tetap bekerja di perusahaannya saat ini. Sebab, biaya hidup semakin meningkat dan keberanian untuk mencoba hal baru harus ada pertimbangan matang.
“Kalau saya pindah, ada kemungkinan malah lebih buruk. Jadi, meskipun tidak terlalu enjoy, saya tetap bertahan,” kata dia.
Pekerja lainnya, Dewa (24), mengaku mengalami job hugging. Dia masih berupaya mengejar pekerjaan yang sesuai passion dan cita-cita. Dia mengaku bertahan di pekerjaan sekarang sebatas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menambah tabungan.
“Pekerjaan saya sekarang jauh dari jurusan kuliah karena tidak linear. Tapi, saya tetap harus jalani dan setidaknya ada pemasukan. Kalau menunggu pekerjaan ideal, saya tidak punya penghasilan,” ujar dia.
Dia mengaku tetap profesional meski pekerjaannya bukan passion. “Saya kerja tetap profesional, tapi memang tidak bisa all out. Kalau bukan passion, seperti ada batasan, seperti ide dan lainnya,” katanya.