Bandar Lampung (Lampost.co) — Perubahan iklim memberi dampak yang mengganggu kestabilan empat sektor prioritas kehidupan, yaitu sektor pertanian, sektor air, sektor kelautan dan pesisir, serta sektor kesehatan.
Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung, Lianurzen mengatakan potensi bahaya perubahan iklim di Lampung secara luas dapat berpengaruh terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
“Pada tahun 2022, PDRB Lampung yang dikontribusikan dari sektor tanaman pangan sebesar 9,03 persen dan perikanan sebesar 5,19 persen. Adanya potensi bahaya di empat sektor tersebut, maka nilai PDRB ini dapat terganggu,” ujarnya dalam agenda Lokakarya Kerentanan dan Risiko Iklim Sektor Pertanian Lampung di Hotel Horison Bandar Lampung, Senin, (19/2).
Baca Juga :
Potensi penurunan produksi padi Provinsi Lampung masuk kategori tinggi yang mencapai 10,1-17,5 persen. Penurunan ketersediaan air diproyeksikan sebesar 12,4 persen di tahun 2024 dengan potensi kekeringan yang masih masuk dalam kategori rendah.
“Diperlukan transformasi dan transisi sistem untuk mengurangi kerentanan dan risiko terkait iklim. Melalui pembangunan berketahanan iklim yang meliputi iklim, ekosistem termasuk keanekaragaman hayati, dan kehidupan masyarakat,” jelasnya.
Direktur Eksekutif Mitra Bentala, Rizani menuturkan dampak perubahan iklim bagi sektor pertanian memerlukan penanganan kolaboratif dari berbagai pihak. Baik dari unsur masyarakat petani, pemerintah, maupun stakeholder terkait.
Baca Juga :
“Forum lokakarya yang mempertemukan unsur pemerintah dan masyarakat dapat menjadi jembatan. Masyarakat bisa bercerita tentang situasi yang mereka hadapi,” kata dia.
Dukungan pemerintah sangat penting bagi ketahanan sektor pertanian di tengah perubahan iklim. Seperti pemetaan masalah-masalah terkait pengairan dan program-program antisipasi lain yang dapat mendukung keberlanjutan sektor ini.
“Kita tahu bahwa di penghujung 2023 kemarin saja kemarau panjang memberikan pengaruh bagi sistem pertanian kita. Ini juga berdampak ke sisi pendapatan petani dan ketersediaan produk pertanian,” ungkapnya.
Baca Juga :
Rizani menyebut beberapa wilayah di Lampung yang masuk kategori super prioritas untuk segera dilakukan penerapan strategi climate smart agriculture dalam mempertahankan produksi pangan antaralain Pesawaran, Lampung Timur, dan Lampung Selatan.
“Kita harap program-program pemerintah langsung ditujukan kepada petani. Terutama lahan-lahan yang disinyalir mengalami kekeringan, terutama sawah. Kan kita salah satu provinsi lumbung pangan,” jelasnya.
SILVIA AGUSTINA