Jakarta (Lampost.co)– CEO Google, Sundar Pichai, mengumumkan pendanaan baru sebesar 120 juta dolar AS (sekitar Rp1,8 triliun) untuk pendidikan dan pelatihan kecerdasan buatan (AI) di seluruh dunia. Hal itu ia sampaikan dalam pidatonya di Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dana tersebut, ia sebut Global AI Opportunity Fund, yakni bertujuan untuk mendorong akses AI secara global. Pelatihan AI tersebut bekerja sama dengan organisasi nirlaba dan lembaga swadaya masyarakat lokal.
Pichai menyoroti empat peluang besar AI dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Yakni memfasilitasi akses informasi dalam bahasa lokal, mempercepat penemuan ilmiah.
Memberikan peringatan dan pemantauan terkait bencana iklim, serta mendorong kemajuan ekonomi. Ia juga menekankan pentingnya regulasi produk cerdas untuk meminimalkan kerugian dan mencegah kesenjangan AI global. ” Sekaligus menolak proteksionisme nasional dalam pengembangan AI,” ucap Sundar Pichai.
Di sisi lain, Google telah merilis versi terbaru dari Imagen 3, generator gambar berbasis AI, untuk pengguna di Amerika Serikat.
Imagen 3 diklaim menghasilkan gambar dengan detail dan pencahayaan lebih baik, serta memiliki lebih sedikit artefak dibandingkan versi sebelumnya. Meskipun alat ini dapat menghasilkan gambar berdasarkan deskripsi teks, ada batasan seperti tidak diperbolehkannya membuat gambar tokoh publik atau senjata.
Imagen 3 berbeda dengan Grok, alat serupa yang ada di platform X milik Elon Musk, yang cenderung penggunaannya untuk menghasilkan konten kontroversial. Google juga sempat menghadapi masalah sebelumnya ketika menghentikan fitur gambar di chatbot Gemini AI akibat ketidakakuratan gambar yang mereka hasilkan.