Bandar Lampung (Lampost.co)– Harga sejumlah komoditas bahan pokok tetap bertahan tinggi meski perayaan hari besar keagamaan nasional Natal 2024 dan tahun baru 2025 (Nataru) telah berlalu.
Salah satu pedagang di Pasar Pasir Gintung Bandar Lampung, Wito, mengatakan kenaikan tersebut bahkan belum menunjukkan indikasi penurunan menuju harga stabil seperti sebelum periode libur Nataru.
Baca juga: Pastikan Stok dan Stabilitas Harga Pangan di Lampung
“Sejak sebelum Natal itu sampai sekarang cuma turun tapi sedikit. Jauh dari harga normal sebelum Nataru,” ujarnya, Selasa, 7 Januari 2024.
Harga komoditas cabai merah besar meningkat menjadi Rp60 ribu per kilogram dari harga sebelum Nataru sebesar Rp40 ribu per kg.
“Cabe setan juga naiknya tinggi, dari harga Rp60 ribu jadi Rp80 ribu per kilonya,” kata dia.
Menurut Wito, peningkatan harga cabai tersebut diduga karena minimnya pasokan cabai dari Pulau Jawa. Distribusi juga cukup terganggu dengan kondisi cuaca buruk.
“Pasokan dari Jawa sana berkurang, jadi adanya cabai lokal. Kalau ada barangnya pun memang dari sananya naik harganya,” ungkapnya.
Pedagang lainnya, Fatimah menyebut harga komoditas lain seperti bawang merah dan bawang putih mengalami peningkatan harga, tetapi tak signifikan seperti komoditas cabai.
“Bawang merah dan putih itu berkisar Rp38-40 ribu per kilogram. Tidak signifikan naiknya, dan untuk komoditas ini pasokannya aman,” jelasnya.
Operasi Pasar
Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, Evie Fatmawaty menjelaskan, pihaknya telah berupaya mengantisipasi gejolak harga di momen Nataru melalui operasi pasar.
“Pada Desember 2024 lalu saja, kita mengadakan sembilan pasar murah bersubsidi di beberapa kabupaten/kota di Lampung,” kata dia.
Menurut Evie, angka inflasi Provinsi Lampung masih masuk kategori aman. Sehingga rencana atau jadwal penyelengaraan pasar murah kembali di tahun ini, sesuai dengan situasi dan kondisi inflasi dan harga.
“Sesuai rakor bersama Kemendagri Senin kemarin, inflasi aman. Pasar murah kemungkinan akan pemerintah adakan lagi jika inflasi tak terkendali,” pungkasnya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News