Jakarta (Lampost.co) — Harga emas mencatatkan kenaikan signifikan hampir 30 persen sepanjang 2024, mengungguli berbagai komoditas dan aset lainnya. Kenaikan harga itu membuat emas tetap menjadi pilihan investasi utama pada 2025. Sebelumnya, rekor tertinggi emas sempat mencapai USD 2.788,54 per ons, tepatnya pada 30 Oktober 2024.
Survei Emas Tahunan Kitco News menunjukkan keyakinan kuat dari investor ritel dan analis industri terhadap potensi bullish harga emas. Perkiraan optimis menyebut harga emas akan menembus rekor baru di atas USD 3.000 per ons pada 2025.
Prediksi Harga Emas Berdasarkan Survei Kitco
Dalam survei yang melibatkan 457 investor ritel:
58 persen (266 peserta) memperkirakan emas akan diperdagangkan di atas USD 3.000 per ons pada 2025.
22 persen (103 peserta) memproyeksikan harga emas berada di antara USD 2.800 hingga USD 3.000 per ons.
7 persen (30 peserta) memprediksi harga emas akan mencapai USD 2.600 hingga USD 2.800 per ons.
13 persen (58 peserta) melihat kemungkinan penurunan harga emas ke kisaran USD 2.400 hingga USD 2.600 per ons.
Faktor Tren Harga Emas
Sementara itu, analis Wall Street lebih hati-hati dan tetap optimis terhadap potensi emas. Berikut beberapa faktor yang mendukung tren kenaikan harga emas di 2025:
1. Kebijakan Federal Reserve
Menurut Nicky Shiels dari MKS PAMP, harga emas di kisaran USD 2.500 hingga USD 3.200 per ons akan sangat bergantung pada kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed). Penurunan suku bunga riil dan pelemahan dolar AS pada paruh kedua 2025 akan mendorong kenaikan harga emas.
2. Geopolitik dan Ekonomi Global
- Inflasi tinggi yang berkepanjangan.
- Deglobalisasi yang berlangsung.
- Dedolarisasi bank sentral.
- Jalur utang global yang tidak berkelanjutan.
3. Lingkungan Investasi
Gejolak geopolitik dan ekonomi menciptakan permintaan tinggi terhadap emas sebagai aset lindung nilai.
Sementara itu, Chantelle Schieven, Kepala Riset di Capitalight Research, menilai konsolidasi harga emas saat ini sebagai koreksi sehat setelah kenaikan signifikan pada 2024.
Fawad Razaqzada, Analis Pasar di City Index, mengungkapkan penguatan dolar AS, imbal hasil obligasi tinggi, dan lemahnya permintaan Asia dapat menjadi hambatan, faktor fundamental tetap mendukung perjalanan emas menuju USD 3.000 per ons.
“Penurunan suku bunga riil dan pelemahan dolar AS menjadi pendorong utama kenaikan harga emas pada paruh kedua 2025,” kata dia.