Kotabumi (Lampost.co) – Harga kopi robusta petani di Kabupaten Lampung Utara mengalami penurunan tajam menjelang Hari Raya Idul Adha 2025. Jika sebulan lalu harga kopi sempat menyentuh Rp75.000–Rp80.000 per kilogram saat awal musim panen, kini anjlok menjadi Rp58.000–Rp60.000 per kilogram.
Harga tersebut berlaku untuk kopi kualitas super dengan kadar air 15% atau kurang. Penurunan ini memukul pendapatan petani, terlebih di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok.
“Sekarang harga yang bagus cuma dihargai Rp58 ribu per kilogram. Padahal ini mau Lebaran,” ujar Edi, petani kopi Kecamatan Abung Tinggi, Sabtu, 13 Mei 2025.
Menurutnya, kebutuhan pokok seperti beras pun ikut melambung. Untuk beras kualitas sedang, seperti merek Udang, harganya mencapai Rp150.000 per sak (10 kg). Sementara beras kualitas asalan berkisar Rp130.000–Rp135.000 per 10 kg.
Petani lainnya, Suhedi (35), mengeluhkan beban tambahan menjelang tahun ajaran baru anak-anak. “Baju, sepatu, buku, semua mahal. Hasil panen tahun ini memang agak lumayan, tapi harga jualnya jatuh. Untuk kebutuhan dapur saja, alhamdulillah bisa tercukupi,” ujarnya.
Ia berharap harga kopi bisa kembali membaik, apalagi panen diprediksi mulai menurun dalam beberapa pekan ke depan. “Kalau sekarang masih banyak stok. Masalahnya, pekerjaan juga susah. Upah buruh harian paling tinggi cuma Rp60 ribu per hari. Sekarang bisa Rp80 ribu kalau sedang ramai,” tambahnya.
Sementara itu, pengepul kopi di wilayah Bernah, Kotabumi, Herry Sarifuddin, menyebut harga kopi saat ini berada di kisaran Rp60.000–Rp63.400 per kilogram, tergantung kualitas dan kadar kelembapan.
“Basis kita sekarang 70. Kalau kualitas 90 dihargai Rp64 ribu per kilogram, sementara kualitas 80 sekitar Rp60 ribu,” jelas pemilik gudang kopi “Toke Sarif” tersebut.