Bandar Lampung (Lampost.co) — Perum Bulog Lampung menyerap 429,31 ton beras dari tingkat petani selama 2024 ini. Namun, penyerapan itu diakui menemui kendala dari harga pembelian pemerintah (HPP).
Kepala Perum Bulog Lampung, Taufan Akib, mengatakan pihaknya menyerap 429,31 ton beras petani selama masa panen periode Maret hingga April. Sementara target serapan tahun ini 30.000 ton beras.
“Setiap beras dari petani itu, kami kumpulkan sebagai cadangan beras pemerintah (CBP). Kemudian bisa dimanfaatkan pemerintah untuk masyarakat melalui bantuan pangan atau pasar murah,” ujar Taufan, Minggu, 24 Maret 2024.
Menurut dia, penyerapan gabah petani itu memiliki kendala di tengah tingginya harga beli di tingkat petani. Sebab, pemerintah menentukan mulai dari harga gabah dan harga jual beras sesuai harga eceran tertinggi (HET).
“Untuk penyerapan keperluan CBP harga pembelian gabah pemerintah Rp5.000 per kg dan harga berasnya Rp9.950 per kg,” kata dia.
BACA JUGA: 7.880 Ton Beras Tersalurkan Perum Bulog Lewat Program SPHP
Sementara, harga gabah petani saat ini masih sekitar Rp6.000 sampai Rp7.000 per kg. Berasnya sendiri masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP. Hal itu menjadi tantangan pemerintah untuk bisa menyerap.
Kendala-kendala itu telah dilaporkan ke Bulog Pusat untuk diteruskan ke pemerintah. Untuk itu, perlu ada fleksibilitas harga dari ketetapan pemerintah.
“Kami terus laporkan kendala di lapangan ke kantor pusat. Mereka akan berkoordinasi dengan pemerintah karena ini kebijakan pusat,” kata dia.
Meski begitu, dia tetap optimistis serapan beras petani akan mencapai target tahun ini. Hal itu seiring berakhirnya dampak kekeringan El Nino sehingga produktivitas petani akan kembali normal.
“InsyaAllah tercapai dan optimis dengan berupaya melihat dari hasil produksinya. Kalau produksinya bagus tentunya target akan terpenuhi, bahkan melebihi target,” kata dia.