Bandar Lampung (Lampost.co)– Implementasi innovative credit scoring (ICS) dinilai mampu memberi manfaat dalam percepatan proses penilaian kelayakan kredit atau pembiayaan.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung, Otto Fitriandy, menuturkan implementasi ICS ini juga memberi akses pembiayaan yang lebih luas. Penilaian lebih objektif, dan membantu lembaga jasa keuangan (LJK) dengan mengurangi risiko kredit macet.
“Tapi pada sisi lain, butuh capacity building bagi pelaku UMKM melalui edukasi dan pelatihan,” ujarnya, Senin, 30 September 2024.
Hal tersebut mengingat tantangan yang dihadapi UMKM saat ini adalah rendahnya literasi keuangan. Program edukasi manajemen keuangan, akses pembiayaan. Serta penggunaan layanan perbankan perlu mereka lakukan.
“Ini untuk meningkatkan kesiapan UMKM dalam mengajukan pinjaman dan mengelola dana yang mereka kperoleh,” kata Otto.
Menurutnya, dalam era teknologi saat ini, akses terhadap pendanaan menjadi semakin penting untuk masyarakat guna meningkatkan skala usaha. Terutama bagi masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap layanan keuangan konvensional.
“Untuk mengatasi kondisi ini, perlu solusi inovatif yang bisa memperluas akses pendanaan. Salah satunya ICS,” ungkapnya.
Kehadiran ICS harapannya membawa sejumlah peluang signifikan dalam meningkatkan akses pendanaan bagi masyarakat. Yang sebelumnya terpinggirkan dari sistem keuangan konvensional.
Melalui pemanfaatan teknologi big data dan machine learning. ICS memungkinkan lembaga keuangan untuk memberi akses kredit kepada kelompok unbanked dan underbanked dengan cara yang lebih efisien dan tepat serta jangkauan lebih luas.
“Analisis yang lebih komprehensif terhadap data alternatif dan perilaku keuangan individu juga membuka peluang untuk inovasi produk keuangan yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar,” pungkasnya.