Jakarta (Lqmpost.co) — Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan Indonesia bisa menjadi target kebijakan tarif tinggi (war game) yang Presiden Amerika Serikat Donald Trump terapkan. Sebab, kebijakan itu menyasar negara-negara dengan surplus dagang tinggi terhadap AS dan Indonesia berada di peringkat ke-15.
Dalam Konferensi Pers APBN KiTA di Kementerian Keuangan Jakarta, Sri Mulyani menjelaskan negara yang memiliki surplus besar dengan AS berisiko menghadapi tarif impor tinggi.
“Negara-negara yang punya surplus besar terhadap AS, seperti China dan Meksiko, sudah terkena tarif. Vietnam yang baru saja berkunjung ke Indonesia juga jadi target nyata,” ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani menegaskan Donald Trump menargetkan negara dengan neraca perdagangan surplus terhadap AS, termasuk Indonesia sebagai target war game. Jika kebijakan tarif berlaku secara luas, Indonesia berpotensi mengalami dampak ekonomi yang signifikan.
Era Baru Perang Dagang dan Dampak ke Indonesia
Menurut dia, dunia saat ini memasuki era perang dagang dan ekonomi. Namun, aturan perdagangan global bisa berubah sepihak dari satu negara. Ia mencontohkan negara sahabat AS, seperti Kanada, juga terkena dampak kebijakan tarif yang Trump terapkan.
“Definisi negara sahabat sudah tidak relevan lagi. Kanada yang dekat dengan AS pun terkena kebijakan tarif. Itu membuat banyak negara harus memikirkan ulang strategi ekonomi mereka,” ujar dia.
Jika Indonesia terkena tarif tinggi dari AS, dampaknya bisa berupa kenaikan biaya supply chain di sektor manufaktur dan digital. Selain itu, disrupsi rantai pasok, volatilitas harga komoditas, dan ketidakpastian di pasar keuangan.
Alternatif Blok Ekonomi
Sri Mulyani menyebutkan tekanan dari AS bisa mendorong negara-negara lain mencari alternatif blok ekonomi, seperti Asia Tenggara dan BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan).
Namun, bersaing dengan ekonomi AS bukan hal mudah karena negara itu tetap menjadi kekuatan ekonomi terbesar di dunia. “Meski ada alternatif lain, keputusan AS tetap berdampak global. Kita harus menyesuaikan strategi ekonomi agar tetap kompetitif,” katanya.