Jakarta (Lampost.co) — Generasi Z atau yang sering kita sebut Gen Z kini sudah mulai banyak yang terjun ke dunia kerja.
Namun ada yang cukup mencengangkan berdasarkan survei dari Intelligent.com dengan melibatkan 966 pemimpin usaha yang dilaporkan pada September 2024.
Survei ini menunjukkan bahwa banyak perusahaan memilih untuk memecat karyawan dari generasi Z ini.
Baca Juga:
Soft Skill Generasi Z: Kunci Sukses untuk Masa Depan Lebih Baik
Apa yang sebenarnya terjadi? Berikut ini ada tujuh alasan mengapa banyak perusahaan mengambil langkah tersebut:
1. Kurang Motivasi dan Inisiatif
Salah satu alasan utama yang sering perusahaan sampaikan adalah kurangnya motivasi dan inisiatif dari karyawan Gen Z.
Menurut survei, hampir 50% perusahaan melaporkan bahwa karyawan dari generasi ini cenderung pasif dan tidak menunjukkan kemauan untuk berkembang.
2. Kemampuan Komunikasi yang Lemah
Kemampuan komunikasi juga menjadi sorotan. Sebanyak 39% perusahaan menyatakan bahwa banyak karyawan Gen Z kesulitan berkomunikasi dengan baik, terutama dalam lingkungan profesional. Hal ini mempengaruhi efektivitas kerja dan kolaborasi dalam tim.
3. Sikap Tidak Profesional
Sikap tidak profesional juga menjadi salah satu alasan di balik pemecatan Gen Z. Sebanyak 19% perusahaan melaporkan bahwa karyawan sering kali datang terlambat, berpakaian tidak sesuai, atau menggunakan bahasa yang kurang pantas di lingkungan kerja.
4. Sulit Menghadapi Kritik dan Masukan
Gen Z juga mendapat penilaian yakni sulit menerima kritik dan masukan. Sebanyak 54% perusahaan mengatakan bahwa karyawan dari generasi ini tidak merespon dengan baik ketika mendapat umpan balik mengenai kinerja mereka. Sikap defensif ini membuat mereka sulit untuk berkembang.
5. Kurang Persiapan untuk Dunia Kerja
Banyak perusahaan merasa bahwa karyawan Gen Z belum siap untuk menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.
Mereka cenderung kurang pengalaman praktis dan tidak terbiasa dengan dinamika budaya kerja. Hal ini menyebabkan 53% perusahaan menganggap mereka belum cukup matang untuk bekerja secara mandiri.
6. Beban Kerja yang Sulit Dikelola
Sebagian perusahaan juga menemukan bahwa karyawan Gen Z sering kewalahan dengan beban kerja yang mereka dapatkan.
Sekitar 21% manajer menyatakan bahwa Gen Z kerap kali merasa tidak mampu mengelola pekerjaan yang mereka dapatkan. Kondisi ini berujung pada penurunan produktivitas.
7. Kurangnya Etos Kerja
Lebih dari separuh manajer perekrutan (55%) merasa bahwa karyawan Gen Z tidak memiliki etos kerja yang kuat. Mereka sering mendapat penilaian karena kurang gigih dalam menyelesaikan tugas. Kemudian tidak bersemangat dan tidak berinisiatif untuk mengambil tanggung jawab lebih.