Jakarta (Lampost.co) – Harga emas terus mengalami kenaikan hingga selalu cetak rekor baru tertingginya. Hal itu dinilai atas beberapa alasan. Tercatat harga emas dunia menembus US$2.800 per troy ons menjadi tertinggi sepanjang masa.
Di antaranya, ketidakpastian terkait Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya ketegangan geopolitik, terutama di Timur Tengah. Hal itu mendorong permintaan terhadap aset safe haven, seperti emas meningkat.
Pada perdagangan Selasa (22/10/2024), harga emas di pasar spot melonjak 1,06% ke level US$2.748,38 per troy ons, penutupan tertinggi sepanjang sejarah. Penguatan itu mengakhiri rekor negatif emas yang sempat turun 0,02% sehari sebelumnya.
Penguatan harga emas itu terjadi akibat meningkatnya permintaan aset safe haven, seiring ketidakpastian hasil pemilu AS yang akan berlangsung dua minggu ke depan. Selain itu, ketegangan di Timur Tengah dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter AS turut mendorong kenaikan emas batangan, yang tahun ini meningkat lebih dari 33%.
Emas, yang sering menjadi aset perlindungan di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, mengalami lonjakan harga signifikan. Suku bunga rendah juga berperan meningkatkan daya tarik emas sebagai aset penyimpan nilai.
“Ketegangan geopolitik terus menjadi pendorong utama. Sementara, Pemilu AS yang makin dekat dan persaingan yang ketat dengan ketidakpastian politik turut meningkatkan minat terhadap emas sebagai safe haven,” kata Peter A. Grant, Wakil Presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals, mengutip dari Reuters.
Grant menambahkan situasi di Timur Tengah yang makin memanas membuat harga emas bisa mencapai US$3.000 per troy ons sebelum akhir 2024. Namun, hal itu lebih berpotensi terjadi pada kuartal I 2025.
Pelonggaran kebijakan moneter di sejumlah bank sentral utama juga menjadi salah satu faktor yang memperkuat tren positif emas.
Harga Emas Masuk Zona “Overbought”
Dari sudut pandang teknis, harga emas berada di wilayah “overbought” dengan Indeks Kekuatan Relatif (RSI) berada di angka 74.
Hal itu menandakan emas mengalami kenaikan yang cukup signifikan dalam waktu singkat dan berpotensi mengalami penurunan sementara. Namun, ternyata harga emas terus melonjak meski indeks dolar AS dan imbal hasil US Treasury juga meningkat.
Pada perdagangan Selasa (22/10/2024), indeks dolar AS melonjak ke 104,075, tertinggi sejak awal Agustus 2024. Sementara imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun naik menjadi 4,18%, tertinggi sejak akhir Juli 2024.
Secara tradisional, kenaikan dolar dan imbal hasil Treasury sering kali menekan harga emas. Namun, kali ini hal tersebut tidak menghentikan tren kenaikan emas.