Jakarta (Lampost.co)–Dalam era digital, kebutuhan layanan cepat dan efisien tidak hanya dalam bisnis B2C (Business-to-Consumer), namun juga dalam bisnis B2B. Lalu, ada e-commerce, salah satu cara terbaik bagi perusahaan B2B yang ingin memperluas jangkauan pasar namun tetap efisien. Sehingga, menyesuaikan strategi B2B marketing tradisional ke dalam platform e-commerce kini semakin dibutuhkan.
B2B e-commerce telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir, percepatannya dengan adanya transformasi digital yang mendorong interaksi online. Pembeli B2B sekalipun kini menginginkan pengalaman berbelanja antarmuka yang intuitif, kemudahan checkout, dan pelayanan pelanggan yang responsif.
Perbedaan Antara Strategi B2B Marketing Tradisional dan E-Commerce
Strategi tradisional dalam B2B marketing selalu bergantung pada interaksi langsung, seperti pertemuan tatap muka dengan negosiasi panjang. Sebaliknya, e-commerce, merupakan bentuk otomatisasi yang mempercepat kegiatan pelanggan saat berbelanja secara online.
Baca Juga: Stargate: Proyek Infrastruktur AI Terbesar dalam Sejarah
Selain itu, strategi tradisional juga berfokus pada komunikasi satu arah seperti melalui media cetak atau telepon, sementara e-commerce memungkinkan komunikasi interaktif, seperti live chat atau chatbot. Perbedaan juga terlihat melalui kemudahan pelacakan data, yakni dalam e-commerce, setiap interaksi pelanggan dapat teranalisis untuk mengoptimalkan strategi pemasaran.
Langkah Strategis Menyesuaikan B2B Marketing Tradisional dalam E-Commerce
Ada beberapa langkah strategis yang dapat diterapkan untuk menyesuaikan B2B marketing tradisional ke dalam e-commerce, diantaranya:
Membawa Pengalaman Personal ke Platform Digital
Salah satu yang membuat strategi B2B marketing tradisional kuat adalah membangun hubungan personal melalui interaksi langsung. Sedangkan dalam e-commerce interaksi semacam itu rasanya mustahil penerapannya. Tidak perlu khawatir karena pengalaman personal layanan ini tetap dapat memberikan dengan cara yang berbeda.
Perusahaan B2B dapat menggunakan strategi personalisasi berbasis data. Strategi ini akan lebih akurat karena menyesuaikan pengalaman pengguna di platform digital dengan data yang ada di lapangan. Misalnya, menyarankan produk berdasarkan riwayat pembelian atau riwayat pencarian dalam platform. Atat fitur live chat yang berguna untuk menjawab pertanyaan pelanggan tanpa menghilangkan sentuhan personal.
Mengoptimalkan Data untuk Segmentasi Pasar yang Lebih Tajam
Data merupakan aset utama, termasuk dalam e-commerce. Menggunakan data yang terperoleh dari interaksi pelanggan di platform online, memungkinkan perusahaan membentuk segmentasi pasar presisi. Segmentasi ini dapat mencakup perilaku pembelian, preferensi produk, hingga kebiasaan pelanggan saat menggunakan platform.
Dengan dasar ini, perusahaan dapat merancang kampanye pemasaran yang relevan, meningkatkan efektivitas strategi promosi. Dan mengalokasikan anggaran pemasaran secara efisien.
Membangun Hubungan Jangka Panjang Melalui Media Sosial
Meskipun transaksi e-commerce cenderung lebih cepat ketimbang metode tradisional, kemudian tidak semata-mata hubungan pelanggan dapat terbangun dengan sendirinya. Sehingga, media digital seperti email marketing, platform CRM serta media sosial harus secara aktif termanfaatkan sebagai alat strategis menciptakan dan menjaga hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
Mengapa demikian? Karena alat-alat tersebutlah yang dapat terintegrasi ke dalam e-commerce dengan mudah dan cepat. Media sosial juga dapat mendorong pelanggan untuk berinteraksi secara langsung dengan bisnis, sesuatu yang sulit tercapai hanya melalui saluran e-commerce.
Platform seperti LinkedIn, Instagram, atau bahkan WhatsApp Business dapat digunakan untuk berbagi konten edukatif, memperkenalkan produk baru, atau menanggapi pertanyaan dan keluhan pelanggan secara cepat. Interaksi ini tidak hanya membangun kepercayaan tetapi juga menciptakan loyalitas pelanggan yang lebih kuat.
Menyesuaikan Proses Penjualan Tradisional untuk Saluran Online
Proses penjualan B2B tradisional seringkali melibatkan negosiasi yang panjang dan penyesuaian produk untuk memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan. Di e-commerce, proses ini dapat terintegrasi dengan fitur seperti configurator produk online, yang dapat menyesuaikan tampilan dasbor e-commerce sebelum melakukan pembelian.
Selain itu, sistem checkout yang fleksibel, seperti opsi pembayaran bertahap atau akun perusahaan, juga dapat mentransformasi pengalaman tradisional menjadi digital. Memberikan penawaran eksklusif melalui platform e-commerce juga dapat menciptakan pengalaman yang lebih mirip dengan cara tradisional, sehingga setiap pelanggan akan merasakan perlakuan istimewa.
Pemanfaatan Chatbot untuk Kemudahan Operasional E-Commerce
Kemampuan aplikasi chatbot dalam meningkatkan efisiensi operasional e-commerce B2B adalah menjawab pertanyaan pelanggan secara real-time. Teknologi ini memberikan pengalaman layanan yang cepat serta responsif. Bisnis dapat mengatur chatbot untuk membantu pelanggan menavigasi katalog online, menghemat waktu mereka dalam mencari solusi yang tepat.
Integrasi chatbot dengan sistem CRM juga memberikan manfaat tambahan bagi bisnis. Data pelanggan yang dihasilkan dari interaksi chatbot dapat diolah dalam platform CRM dan digunakan untuk memahami kebutuhan pelanggan.
Menggunakan Chatbot untuk Mengelola Leads dalam B2B Marketing
Selain berfungsi sebagai alat respon yang cepat, chatbot juga dapat dimanfaatkan untuk menjaring dan mengelola leads secara efektif. Saat pelanggan potensial mengunjungi platform e-commerce, chatbot dapat menyapa dengan pesan personal dan mengajukan pertanyaan yang relevan. Dengan demikian, chatbot akan mengidentifikasi leads berkualitas dan meneruskan informasi tersebut ke tim penjualan untuk ditindaklanjuti.
Jika leads membutuhkan waktu yang lama dalam tahap decisions, bisnis juga dapat memanfaatkan chatbot untuk mengingatkan pelanggan terkait pembelian yang tertunda, menawarkan promosi khusus, serta memberikan informasi terbaru terkait produk. Jika komunikasi ini dibangun secara konsisten, maka bisnis dapat memperkuat hubungan pelanggan dengan layanan cepat sekaligus meningkatkan peluang konversi.
Mengintegrasikan Chatbot dengan Teknologi AI dan Machine Learning
Selanjutnya, chatbot juga dapat diintegrasikan dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan machine learning. Gabungan kedua teknologi ini telah membawa operasional B2B marketing ke level efisiensi yang lebih tinggi. AI dan machine learning akan membantu chatbot untuk menganalisa data pelanggan dan membentuknya menjadi sebuah pola tertentu.
Dalam e-commerce, chatbot berbasis AI digunakan pula untuk memahami konteks percakapan, memberikan jawaban sederhana, serta menangani permintaan pelanggan untuk menghitung harga maupun konfigurasi produk. Dengan integrasi teknologi ini, perusahaan dapat memberikan respon pelanggan dengan cepat sembari mengoptimalkan operasional B2B marketing.
Transformasi B2B marketing dari metode tradisional ke platform e-commerce adalah langkah strategis untuk menghadapi perubahan kebutuhan pasar dan kemajuan teknologi digital. Dengan memanfaatkan fitur-fitur modern secara fleksibel dan adaptif, bisnis dapat dapat menghadirkan efisiensi operasional tanpa mengorbankan pengalaman personal dalam metode tradisional.
Tren e-commerce dalam B2B marketing memberikan peluang besar bagi bisnis untuk memperluas pasar. Dengan strategi yang tepat, bisnis dapat menyesuaikan diri untuk tetap kompetitif di pasar global. Adopsi e-commerce bukan hanya soal mengikuti tren, tetapi juga soal menciptakan cara cerdas dan efisien untuk menjalin hubungan dengan pelanggan dalam jangka waktu yang panjang.