Bandar Lampung (Lampost.co) – Keberhasilan program corporate social responsibility (CSR) tak hanya bergantung pada perusahaan penyelenggara. Media, terutama jurnalis, juga memiliki peran strategis sebagai penghubung masyarakat, dunia usaha, dan pembuat kebijakan.
Praktisi komunikasi sekaligus jurnalis senior, Eduard Depari, menekankan pentingnya peran jurnalis dalam mengawal program CSR. Sebagai agent of change, jurnalis perlu memastikan bahwa program CSR tidak berhenti pada pencitraan, tetapi mampu menciptakan perubahan sosial positif.
“Media harus berperan aktif sebagai agent of change untuk mengawal CSR,” ujar Eduard.
Jurnalis perlu memahami jenis-jenis program CSR yang bermanfaat luas bagi masyarakat. Dari sana, jurnalis dapat menentukan kelayakan berita dan mengangkat nilai informatif yang kuat.
“Mereka juga perlu menyampaikan opini kritis dan konstruktif. Ini bisa melalui berita, feature, atau artikel opini,” jelasnya.
Jurnalis juga bertugas menyampaikan informasi mengenai program-program CSR yang dijalankan perusahaan. Dengan begitu, masyarakat dapat mengenali manfaatnya, dan perusahaan terdorong meningkatkan kualitas serta jangkauan program mereka.
“Semakin luas dan variatif program CSR, semakin banyak pula masyarakat yang merasakan dampaknya,” tambah Eduard.
Meninspirasi Perusahaan Lain
Pemberitaan yang baik bisa menginspirasi perusahaan lain untuk menjalankan program serupa. Jurnalis bisa mendorong hal ini dengan memberi ruang bagi cerita keberhasilan program CSR yang sudah berjalan.
Meski demikian, Eduard mengingatkan jurnalis untuk menjaga proporsionalitas dalam pemberitaan, terutama ketika program menyentuh isu sensitif. Ia menekankan pentingnya menjaga integritas media dan menghindari kesan sponsor dalam pemberitaan.
“Jurnalis harus memastikan perusahaan yang menjalankan CSR memang patuh hukum dan etika. Hindari greenwashing dan pastikan etika jurnalistik ditegakkan,” tegasnya.