Bandar Lampung (Lampost.co) — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Lampung menegaskan komitmennya untuk terus mendorong sektor pertanian dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis pangan agar naik kelas. Sehingga mampu bertahan menghadapi tantangan ekonomi global saat ini.
Koordinator Wakil Ketua Umum Kadin Provinsi Lampung, Romi Junanto Utama, menyampaikan pihaknya melihat pertanian dan industri pangan berbahan baku lokal berperan strategis dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
“Kadin sangat fokus menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendukung kemandirian dan swasembada pangan. Produk pangan dari komoditas lokal bukan hanya meningkatkan pendapatan petani dan pelaku UMKM. Tetapi juga membuka lapangan kerja sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor,” ujar Romi, usai menghadiri Rakornas Bidang UMKM dan Koperasi di Jakarta pada 19–21 Agustus 2025.
Baca Juga:
Harga Singkong Anjlok, DPRD Lampung Dorong Petani Beralih ke Jagung
Menurutnya, pengalaman jatuhnya harga ubi kayu yang sempat mengguncang petani Lampung menjadi pelajaran penting. Hal ini agar hilirisasi sektor pertanian tidak bisa kita tunda lagi.
“Pemprov Lampung dan semua pihak harus mendorong pengembangan produk turunan. Mulai dari tepung jagung, tepung ikan, hingga olahan ubi kayu seperti gasifikasi dan produk turunan lainnya. Dengan begitu, nilai tambah akan dirasakan langsung oleh petani dan pelaku usaha,” jelasnya.
Makan Bergizi Gratis
Lebih lanjut, Romi menilai peluang pertumbuhan industri pangan domestik akan semakin terbuka lebar seiring dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah pemerintah pusat gulirkan.
“Lebih dari Rp300 triliun APBN tahun ini dan tahun depan dialokasikan untuk program MBG. Kebutuhan bahan pokok, terutama dari produksi lokal UMKM, pasti meningkat lebih dari 5 persen dan akan menjadi penopang utama ekonomi nasional,” katanya.
Romi menambahkan, program MBG akan mendorong penggunaan hasil pertanian dan peternakan dalam negeri, seperti sayuran, buah, ikan, telur, dan lainnya. Hal ini membawa dampak positif tidak hanya bagi pelaku usaha dan petani lokal. Tetapi juga bagi regenerasi tenaga kerja di sektor pertanian.
“Dengan pasar yang jelas dan dukungan kebijakan yang berpihak, generasi muda di desa akan lebih termotivasi membangun usaha di kampung halamannya. Tidak melulu mencari peluang di kota. Inilah yang akan memperkuat ekonomi kerakyatan sekaligus ketahanan pangan nasional,” kata Romi.