Kotabumi (Lampost.co): Harga LPG (elpiji) ukuran 3 kilogram (kg) di wilayah Lampung Utara tembus Rp27 ribu usai penetapan kenaikan harga oleh Pemerintah Provinsi Lampung dari Rp18 ribu menjadi Rp20 ribu per tabung, per Rabu, 8 Januari 2025.
Agus, warga Kotabumi mengatakan, sebelumnya saat harga LPG 3 kg di pangkalan Rp18 ribu per tabung, masyarakat setempat dapat memperoleh LPG 3 kg di warung atau harga ecer seharga Rp25 ribu per tabung.
Baca juga: Pro-Kontra Kenaikan LPG 3 Kg, Masyarakat Minta Ketersediaan Stok dan Pasokan Terjamin
“Kita saja di warung sebelumnya sudah dapat harga Rp25 ribu per tabung. Ini naik modalnya di pangkalan Rp20 ribu. Jadi masyarakat harus merogoh kocek lebih buat beli gas. Mana stok gas 3 kg di pangkalan cukup langka dan sering kosong,” ujarnya, Kamis, 9 Januari 2024.
“Bagaimana kami mau membeli (di pangkalan), kalau setiap datang itu barangnya selalu kosong. Sudah jauh-jauh ke pangkalan tidak ada, mending beli di warung yang dekat,” sambung Agus.
Menurutnya, kenaikkan harga elpiji bersubsidi tidak menjadi persoalan bila ketersediaan di lapangan selalu memadai. “Akan tetapi, fakta di lapangan masyarakat selalu kesulitan saat butuh gas. Seperti menjelang hari-hari besar, seperti puasa, lebaran dan hari besar lainnya itu selalu saja langka,” kata dia.
Menyelesaikan Masalah Kelangkaan
Ani, warga lain meminta pemerintah bersama dinas terkait menyelesaikan permasalahan tersebut. Karena kenyataan di lapangan, masyarakat selalu kesulitan mendapatkan LPG 3 kg sesuai dengan harga ketetapan pemerintah.
“Kalaupun ada pun, harus rela menebus dengan harga selangit,” kata dia.
Dia menyebut solusi yang pemerintah berikan selama ini seolah tidak dapat memberi jalan keluar bagi masyarakat akan kebutuhan LPG 3 kg. “Pemerintah harus memperhatikan harga yang dapat masyarakat jangkau. Demikian juga dengan ketersediaan di tingkat pangkalan. Mereka (oknum) selalu kucing-kucingan untuk dapat meraup untung besar,” katanya.
“Hanya untuk memasak pun sulit. Belum lagi ditambah dengan adanya kenaikan kebutuhan bahan pokok. Seperti cabai, bawang, daging ayam potong, minyak goreng, dan lainnya,” tambahnya.
Menurutnya kenaikan LPG 3 kg menambah kesulitan perekonomian masyarakat. Belum lagi, di tengah kondisi paceklik saat ini cukup memberatkan, khususnya masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News