Bandar Lampung (Lampost.co)– Kinerja APBN Regional Lampung sampai Maret 2024 atau triwulan 1 tumbuh akseleratif. Pertumbuhan ini utamanya didukung oleh penyerapan belanja barang, belanja pegawai, dan dana desa.
Penyampaian itu yang mengemukakkan langsung oleh Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Lampung, Mohammad Dody Fachrudin, dalam kegiatan Diseminasi Kajian Fiskal Regional untuk triwulan 1 2024 di Aula Semergou DJPb Lampung Selasa, 25 Juni 2024.
Dody menjelaskan, realisasi pendapatan negara sebesar pada triwulan 1 2024 mencapai Rp2.120,95 miliar atau mencapai 19,24 persen dari target, dan terkontraksi -4,73% (yoy).
Penerimaan pajak masih menunjukkan kontraksi, namun, pertumbuhan terjadi pada komponen pajak penghasilan (3,71% yoy), cukai (1.666,99% yoy), pajak Lainnya (31,24% yoy), dan bea masuk (14,28% yoy).
“Sementara PNBP tercatat tumbuh positif terdukung pengesahan pendapatan oleh Satker BLU (349,72% yoy),” ujar Dody.
Realisasi belanja negara sebesar Rp7.626,33mMiliar atau mencapai 24,07% dari pagu, dan tumbuh 7,26% (yoy).
Kontribusi terbesar menurutnya berasal dari komponen transfer ke daerah, khususnya pada dana alokasi umum dan dana alokasi khusus nonfisik.
Tumbuhnya kinerja belanja negara di dukung percepatan penyerapan Belanja K/L khususnya belanja barang (88,11% yoy), belanja pegawai (42,50% yoy). Dana desa (70,50% yoy), serta dana alokasi umum (0,31% yoy).
Sementara itu, defisit anggaran regional Lampung sampai dengan 31 Maret 2024 sebesar Rp5.475,39 miliar, atau lebih lebar 12,83% dari tahun sebelumnya (yoy). Menutut Dody, hal ini mengindikasikan kebijakan fiskal masih ekspansif.
“Namun kebutuhan peningkatan pendapatan atau pembiayaan yang mendukung belanja pemerintah perlu diwaspadai,” katanya.
Kemudian untuk realisasi Belanja Pemerintah Pusat (BPP) sampai Maret 2024 terakselerasi 56,38% (yoy). Nilai ini menurutnya khusus untuk mendukung penghitungan suara Pemilu 2024.
Pembangunan sarana Jalan, irigasi, jaringan, serta bantuan pendidikan tinggi Islam melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Penyaluran BPP
Dody menuturkan, untuk komposisi penyaluran BPP per jenis sampai31 Maret 2024 yang mendominasi oleh belanja barang dengan proporsi 49,03%. Kemudian belanja pegawai 44,11%, belanja modal 6,01%, dan belanja bantuan sosial 0,85%.
“Belanja pegawai ini meningkat sebesar 42,50% (yoy). Salah satunya memanfaatkan untuk pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) ASN dalam rangka Idulfitri,” katanya.
Dari sisi kinerja penyerapan belanja modal, ia menyebut nilainya lebih cepat terserap sebesar 2,89% (yoy) dari padatahun lalu. Porsi belanja modal triwulan I 2024 sebagian besar berfokus pada pembangunan prasarana jalan.
Kemudian irigasi, dan jaringan (57,76%) serta belanja modal gedung dan bangunan (22,72%) . Meski begitu, sebagian komoditas top lima penghasil devisa ekspor regional Lampung pada triwulan 1 2024 tumbuh negatif.
Dody menyebut, devisa ekspor batu bara, bungkil dan residu, serta bubur kertas mengalami perlambatan masing-masing sebesar 22,15% (yoy), 19,33% (yoy), dan 24,80% (yoy).
Sementara itu, minyak kelapa sawit mengalami kenaikan devisa Ekspor sebesar 9,44% (yoy). Buah dan sayur terolah atau pengawetan tumbuh positif sebesar 14,52% (yoy).
Kondisi berbeda justru terjadi pada sebagian besar komoditas top lima devisa impor di regional Lampung yang sampai Maret 2024 tumbuh positif.
Devisa Impor minyak mentah, makananan olahan lainnya, tanaman semusim, dan ternak lainnya mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 39,42% (yoy), 9,83% (yoy), 9,62% (yoy), dan 3,50% (yoy).
“Sementara itu, bungkil dan residu mengalami perlambatan sebesar 20,40% (yoy),” kata dia.