Bandar Lampung (Lampung.co) — Pengamen angklung meramaikan sejumlah ruas jalan di Bandar Lampung.
Seniman jalanan yang umumnya menggunakan ukulele dan gitar kini bertransformasi lebih menghibur pengendara yang melintas dengan memainkan angklung hingga sound system.
Seorang pengamen dari Grup Angklung Naraya, Rifki, mengatakan kelompok yang beranggota lima orang itu biasanya mengamen di perempatan Jalan Ki Maja-Sultan Agung.
BACA JUGA: Industrialisasi Sebabkan Permainan dan Musik Tradisional Memudar
Mereka berangkat mengamen dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Seluruh anggota dalam grup itu memiliki tugas dengan memainkan alat musik masing-masing. Ada pula anggota yang berkeliling ke setiap pengendara untuk menampung pemberian uang.
“Tapi, semuanya bisa memainkan alat musik yang belajarnya secara otodidak saja, tidak ada belajar dari kursus,” kata Rifki, kepada Lampost.co, Jumat, 3 Mei 2024.
Dia mengaku dalam seharian mengamen itu dapat mengantongi uang sekitar Rp700 ribu sampai Rp800 ribu. Hasil pendapatan itu terbagi rata ke setiap anggota grup. “Tapi, pendapatan juga tergantung kondisi cuaca,” kata dia.
Selain di pinggir jalan, grupnya juga menerima tawaran untuk tampil di berbagai acara, seperti pesta pernikahan atau tempat-tempat tongkrongan atau kafe saat malam hari.
“Tarifnya tergantung acara, biasanya kalau pesta pernikahan tarifnya Rp3 juta sampai Rp4 juta selama sehari. Kalau di kafe waktu malam, hitungannya cuma setengah hari main berarti Rp1 juta sampai Rp2 juta,” kata dia.
Meski pendapatan dari mengamen cukup besar, mengais rizki di pinggir jalan kerap menemui kendala. Sebab, lampu lalu lintas terkadang mengalami korsleting.
Kemudian jika musim hujan waktu mengamen menjadi lebih sedikit. Sebab, alat musik tidak boleh basah atau terkena air.
“Tapi, kami senang menjalani pekerjaan ini karena dapat berjumpa dengan banyak orang yang berlalu lalang di jalanan,” ujar dia.
(PKL: Deswita Embe Antika dan Salsa Fadilah)