Bandar Lampung (Lampost.co) — Nilai ekspor Lampung pada Januari hingga Agustus 2025 tercatat mencapai US$4,28 miliar. Capaian itu naik 29,65 persen daripada periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$3,30 miliar.
Statistisi Ahli Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, Nila Fridhowati, mengatakan peningkatan tersebut terutama dari ekspor nonmigas. Nilai ekspor nonmigas naik 33,87 persen atau senilai US$1,08 miliar.
“Pada periode Januari-Agustus ini, sektor pertanian ekspornya naik 172,9%, industri pengolahan 18,50%, sedangkan pertambangan dan lainnya turun 19,0%,” ujarnya.
Ia menjelaskan, nilai ekspor Lampung mencapai US$684,46 juta khusus pada Agustus 2025. Angka itu tumbuh 16,16 persen daripada Agustus 2024 senilai US$589,23 juta.
Berdasarkan komoditas, kopi, teh, dan rempah-rempah menjadi kelompok barang dengan kenaikan ekspor tertinggi. Selama Januari-Agustus 2025, golongan itu naik 176,39 persen daripada periode yang sama tahun lalu.
“Dari 10 golongan barang utama nonmigas, kontribusi kopi, teh, dan rempah-rempah mencapai 24,23 persen terhadap total ekspor nonmigas Lampung,” kata dia.
Selain itu, lemak dan minyak hewan/nabati masih menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi 42,51 persen. Kemudian bahan bakar mineral 11,43 persen, olahan dari sayuran, buah, dan kacang 4,49 persen, serta ampas dan sisa industri makanan 2,89 persen.
Nila menambahkan, ada enam golongan barang yang mengalami peningkatan nilai ekspor. Kenaikan juga terjadi pada produk kimia 117,59 persen, karet 58,71 persen, lemak dan minyak nabati 37,88 persen, ikan dan hasil laut 4,64 persen, serta olahan sayur dan buah 0,13 persen.
“Namun beberapa komoditas masih mengalami penurunan. Di antaranya pulp dari kayu turun 22,59 persen, ampas dan sisa industri makanan turun 22,27 persen, bahan bakar mineral 19,05 persen, serta kayu dan barang dari kayu 15,08 persen,” pungkasnya.