Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi Lampung mulai menarik wisatawan melalui pengembangan komoditas kopi sebagai daya tarik baru.
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengatakan sektor kopi mampu memperkuat ekonomi daerah dan membuka peluang besar di sektor pariwisata. Ekonomi Lampung tumbuh 5,4 persen pada kuartal pertama tahun ini.
“Pertumbuhan tersebut menjadi yang tertinggi di Sumatera dan komoditas kopi menjadi salah satu pendorong utama lonjakan pertumbuhan ekonomi tersebut,” kata Mirzani.
Dia mengapresiasi penyelenggaraan Lampung Festival yang mengusung tema Coffee and Tourism. Menurutnya, penggabungan kopi dan pariwisata mampu menciptakan ekosistem ekonomi baru yang melibatkan petani, pelaku UMKM, dan pelaku wisata.
Ia menjelaskan Lampung terkenal sebagai penghasil kopi terbesar di Indonesia selama puluhan tahun. Sekitar 70 persen ekspor kopi nasional berasal dari Lampung. Nama kopi Lampung juga sudah lama menembus pasar internasional.
Namun, ia menilai ekspor kopi masih terlalu bergantung pada green bean. Kondisi tersebut membuat nilai tambah belum maksimal untuk masyarakat daerah. Ia menegaskan hilirisasi menjadi langkah penting agar Lampung bisa mengekspor kopi olahan bernilai lebih tinggi.
Lampung untuk pertama kalinya berhasil mengekspor kopi matang melalui pelaku usaha lokal. Keberhasilan itu sebagai tonggak penting transformasi industri kopi Lampung menuju hilirisasi.
Ia berharap capaian tersebut mendorong lebih banyak pelaku usaha kopi untuk memproduksi produk olahan. Ia menekankan hilirisasi dapat membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Pemerintah daerah ingin wisatawan mengenal Lampung bukan hanya karena pantai dan budaya, tetapi juga kopi berkualitas produksi petani lokal. Sebab, pengembangan wisata kopi dapat memperluas pasar sekaligus memperkuat identitas daerah.
Menurut dia, sinergi kopi dan pariwisata mampu menciptakan pengalaman baru bagi wisatawan. Wisatawan dapat menikmati destinasi wisata sekaligus mengetahui proses produksi kopi Lampung.
Potensi Wisatawan 2025
Ia juga menyoroti pertumbuhan kunjungan wisatawan yang terus meningkat. Berdasarkan data Dinas Pariwisata, Lampung mencatat 18 juta wisatawan domestik sepanjang 2024. Rata-rata belanja wisatawan mencapai Rp1,6 juta per perjalanan.
Ia memperkirakan kunjungan wisatawan tahun ini dapat mencapai 28 juta pengunjung. Belanja rata-rata wisatawan bisa naik menjadi Rp1,8 juta. Ia berharap peningkatan itu memberi dampak positif bagi UMKM, pelaku wisata, dan petani kopi.
“Lampung menargetkan pengembangan wisata kopi sebagai pilar ekonomi baru yang berkelanjutan. Pemerintah daerah berkomitmen menjadikan kopi sebagai ikon wisata yang mampu bersaing di tingkat nasional dan global,” kata dia.








