Bandar Lampung (Lampost.co)– Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) nasional pada Februari 2024 mengalami penurunan sebesar 0,06 persen poin bila membandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS), TPT nasional berada di angka 4,12 persen. Artinya, dari setiap 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar empat orang yang masih menganggur.
Baca juga: Pengangguran di Lampung Capai 209,16 Ribu Orang
Dalam konteks pendidikan, lulusan SMA kembali menjadi kelompok dengan TPT tertinggi, yakni 7,60 persen. Kondisi ini mengindikasikan bahwa lulusan SMA masih menghadapi tantangan besar dalam memasuki dunia kerja, baik karena kurangnya keterampilan teknis maupun ketidaksesuaian antara pendidikan dan kebutuhan pasar kerja.
Sebaliknya, lulusan SD ke bawah memiliki TPT terendah, yakni 1,38 persen. Menunjukkan bahwa kelompok ini cenderung mengandalkan sektor informal untuk bertahan hidup.
Menariknya, TPT lulusan SMK mengalami penurunan terbesar sebesar 1,57 persen poin bila membandingkan tahun sebelumnya. Hal ini bisa menjadi indikasi adanya perbaikan dalam sistem pendidikan vokasi, meski tetap perlu mendapat evaluasi lebih jauh untuk memastikan keberlanjutannya. Sebaliknya, lulusan SMA justru mencatat peningkatan TPT tertinggi sebesar 0,86 persen poin.
Lampung Catat Posisi Kelima Terendah di Sumatera
Di tingkat provinsi, TPT di Sumatera menunjukkan variasi yang signifikan. Provinsi Kepulauan Riau mencatat TPT tertinggi sebesar 6,94 persen, sementara Provinsi Bengkulu menjadi yang terendah dengan 3,17 persen. Lampung sendiri berada di posisi kelima terendah di Sumatera, mencerminkan kinerja relatif baik dalam menyerap tenaga kerja dibandingkan provinsi lainnya.
Meski demikian, masih diperlukan analisis lebih mendalam untuk memahami sektor-sektor unggulan yang mendorong penyerapan tenaga kerja di Lampung. Selain itu, penguatan sektor pendidikan dan pelatihan kerja menjadi langkah strategis untuk mendorong penurunan TPT secara berkelanjutan.
Namun, pola penurunan TPT ini tidak seragam di seluruh kelompok masyarakat. Berdasarkan gender, TPT laki-laki tercatat sebesar 3,61 persen atau turun 0,51 persen poin dari Februari 2023. Sebaliknya, TPT perempuan naik sebesar 0,69 persen poin menjadi 4,97 persen.
Perbedaan ini mencerminkan tantangan struktural yang dihadapi perempuan dalam mengakses lapangan kerja, yang kemungkinan disebabkan oleh kurangnya fleksibilitas di tempat kerja, diskriminasi gender, atau keterbatasan sektor pekerjaan yang tersedia untuk perempuan.
Jika melihat berdasarkan wilayah, TPT di perkotaan jauh lebih tinggi dibandingkan perdesaan. Pada Februari 2024, TPT perkotaan tercatat sebesar 5,46 persen, sedangkan di perdesaan hanya 3,41 persen. Meski demikian, baik perkotaan maupun perdesaan mengalami penurunan TPT bila membandingkan tahun sebelumnya. Masing-masing sebesar 0,28 persen poin dan 0,04 persen poin.
Perbedaan ini dapat mencerminkan bahwa kawasan perkotaan lebih terdampak oleh dinamika pasar kerja, seperti tingginya persaingan dan pergeseran industri.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News