Bandar Lampung (Lampost.co) — Masyarakat mengeluhkan sulitnya dalam mengakses website Pintar.bi.id yang menjadi wadah penukaran uang baru untuk menyambut Idulfitri 2025. Sebab, lebaran selalu identik dengan uang baru untuk memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada keluarga.
Salah seorang masyarakat Bandar Lampung mengatakan penukaran uang baru periode tahun lalu masih bisa akses di perbankan baik Himbara maupun swasta. Kesulitan itu akhirnya menjadikan banyaknya oknum justru menjual uang baru.
“Tahun lalu masih bebas, masih bisa akses di lokasi selain Bank Indonesia. Ini sekarang susah sekali, bahkan dibatasi. Makanya kami belum ada yang dapat uang baru,” kata Agusto (35).
Maria (30) mengatakan penjual uang baru terdapat di sejumlah titik jalanan di Bandar Lampung. “Per Rp100 ribu kena biaya Rp10 ribu. Lumayan mahal dan kurang berkenan di masyarakat,” kata dia.
Ia menyayangkan banyaknya oknum yang menjual uang baru sedangkan masyarakat sulit mengakses website. “Kalau dijualin banyak, giliran masyarakat mau akses yang resmi susah dan terbatas,” katanya.
Penukaran Uang Baru Wajib Lewat Website
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Lampung mengatakan layanan penukaran berdasarkan ketentuan BI pusat harus melalui website resmi.
“BI mewajibkan masyarakat yang ingin melakukan penukaran untuk mendaftar secara online terlebih dulu melalui website pintar.bi.go.id,” kata Kepala KPw BI Lampung, Junanto Herdiawan.
Ijun, sapaan akrabnya, mengatakan kebijakan tersebut untuk mengantisipasi antrean yang mengular seperti kejadian pada waktu sebelumnya.
“Untuk mengurangi crowded, kami tidak terima go show orang datang langsung, tapi wajib masuk ke aplikasi pintar.bi.go.id dulu. Jadi semua bisa rapih dan informasinya bisa jelas di sana,” ujarnya.
Menurutnya, terdapat tiga jenis layanan penukaran dari BI. Pertama, layanan keliling reguler dengan mendatangi tempat-tempat ibadah. Kedua, penukaran bersama perbankan dan terakhir berupa layanan tematik.
“Serambi adalah layanan Bank Indonesia pada masyarakat dan di Lampung sendiri sudah masuk tiga periode. Masyarakat banyak yang tukar dan 24 Maret kemarin adalah termin ke 4 atau terakhir adanya transaksi penukaran uang baru,” kata dia.
Dia menjelaskan terdapat 55 titik dan 5.500 kuota orang yang bisa tukar uang baru. “Tahap ke empat ini adalah penambahan kuota karena antusiasme masyarakat yang cukup ramai melakukan penukaran uang baru,” kata dia.
Dia menambahkan, pihaknya menyediakan Rp4,3 juta untuk penukaran uang per orang. “Orang yang sudah tukar kemarin tidak bisa tukar uang baru lagi. Jadi ada kesempatan masyarakat lain untuk melakukan penukaran,” ujar dia.
Dia juga mengimbau agar masyarakat menukarkan uang baru ke titik resmi dari BI. “Hal itu demi memastikan keaslian dan keamanan. Kalau tidak tukar di Bank khawatir tidak sesuai, seperti palsu atau nominalnya kurang,” kata dia.