Bandar Lampung (Lampost.co) — Sejumlah masyarakat di Kota Bandar Lampung menyampaikan keluhan terkait tingginya harga beras yang belakangan semakin memberatkan mereka.
Selain itu, masyarakat juga menyoroti maraknya dugaan beras oplosan yang terjual dengan label premium di pasaran.
Siti (42), ibu rumah tangga asal Kecamatan Sukarame, mengatakan harga beras premium di pasar tradisional sudah naik cukup tinggi sejak beberapa pekan terakhir.
Baca Juga:
Bulog Lampung Serap Gabah, Jaga Harga Petani dan Stok Pangan
“Biasanya saya beli Rp13 ribu per kilo, sekarang sudah sampai Rp16 ribu. Kalau terus begini, kami ibu-ibu makin bingung mengatur pengeluaran,” ujarnya, Kamis, 25 September 2025.
Keluhan serupa juga datang dari Heri (36), seorang pedagang kaki lima di daerah Tanjungkarang. Ia mengaku pernah membeli beras yang berlabel premium, namun kualitasnya tidak sesuai.
“Nasinya cepat basi, teksturnya juga beda. Saya khawatir itu beras oplosan, tapi dijual lebih mahal,” katanya.
Segera Bertindak
Sementara itu, Lestari (50), warga Telukbetung, berharap pemerintah segera turun tangan untuk bertindak.
Menurutnya, kenaikan harga beras sangat tidak sejalan dengan status Provinsi Lampung yang katanya sebagai lumbung pangan nasional.
“Lampung ini penghasil beras besar, masa masyarakatnya justru kesulitan membeli beras. Pemerintah harus serius mengawasi harga dan kualitas beras di pasaran,” tegasnya.
Masyarakat berharap pemerintah daerah bersama instansi terkait memperketat pengawasan distribusi beras. Serta sekaligus memastikan kualitas beras premium yang beredar benar-benar sesuai standar.
“Harus ada langkah konkret agar harga beras kembali stabil sehingga tidak membebani ekonomi rumah tangga,” harapnya.