Bandar Lampung (Lampost.co) — Sejumlah masyarakat Perumahan Perumnas Way Halim mengeluhkan bayaran rutin bulanan gas. Apalagi yang berlangganan gas bumi dari PT. Perusahaan Gas Negara (PGN).
Salah seorang warga, Hari (35) mengatakan bahwa ia sudah berlangganan sejak 2022. Pada saat itu Ketua RT yang mengenalkan akan ada pemasangan gas PGN tersebut.
“Awal pasang gas PGN tahun 2022. Kalau saya pribadi pasangnya gratis karena dapat subsidi. Namun dengan sejumlah syarat penyerahan KTP dan KK,” kata Hari, Selasa, 15 April 2025.
Kemudian ia mengatakan, awalnya ia merasa tak ada keberatan dalam tagihan pembayaran setiap bulan tersebut. Namun lama kelamaan ia merasa bahwa pembayaran tak sesuai dengan penggunaan.
“Awalnya bayar bulanan Rp50 ribu. Saya fikir tidak jauh beda dengan saya gunakan gas melon 3 kilogram karena pakai 2 kali dalam sebulan. Tapi semakin lama bayaran semakin besar,” katanya.
Selanjutnya ia mengaku, dalam setahun berjalan bayaran gas PGN membengkak mencapai Rp150 ribu per bulannya. “Nah itu saya mulai resah. Masa pemakaian sama saja setiap bulannya tapi pembayarannya bengkak,” jelasnya.
Pilih Putus
Sehingga pada tahun selanjutnya ia tak lagi menyambungkan gas PGN kepada kompos miliknya. Kemudian ia beralih ke gas melon 3 kilogram. “Saya gak gunakan lagi, terus saya cabut aja dan tidak bayar sampai satu tahun lamanya,” katanya.
Kemudian saat ini, pihak dari PGN telah memutus secara permanen aliran gas miliknya. “Tidak apa-apa terputus, abisnya mahal, gak rugi juga saya gak tersambung PGN lagi. Masih ada gas elpiji,” tegasnya.
Terpisah, warga lain mengaku keluarkan biaya mencapai Rp1,5 juta untuk memasang aliran gas PGN tersebut. Sayangnya saat ini ia memilih pemutusan langganan karena bayaran yang membengkak setiap bulannya.
“Saya pilih putus saja karena kadang aneh. Saya pernah tinggalin rumah sebulan lamanya dan otomatis tidak terpakai gasnya. Tapi tetap ada tagihan, padahal tidak digunakan,” kata Lastri (44).
Menurutnya, ia masih memilih gunakan gas LPG meskipun harus mencari ke sejumlah pangkalan. “Tidak apa deh capek sedikit cari gas melon (3 kilogram). Kalau PGN bikin bangkrut uang dapur,” jelasnya.
Lalu ia juga mengaku, bahwa banyak warga daerah tempatnya tinggal memilih untuk mencabut aliran gas PGN. “Banyak yang gak menggunakan lagi. arena mahal dan bikin pengeluaran membengkak,” katanya.