Bandar Lampung (Lampost.co) — Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menetapkan harga acuan singkong atau ubi kayu Rp1.350 per kilogram (kg) dengan rafaksi (potongan kualitas) maksimal 15 persen.
Kebijakan itu tertuang dalam Surat Nomor B-2218/TP.220/C/09/2025 dengan tanda tangan Dirjen Tanaman Pangan, Supriadi Sastro, pada Selasa (9/9/2025).
Ketua Perkumpulan Petani Ubi Kayu Indonesia (PPUKI) Lampung, Dasrul Aswin, berharap kebijakan tersebut dapat terimplementasi di lapangan.
Ia mengungkapkan acuan harga dari Kementerian Pertanian tersebut belum mendapatkan dukungan kementerian terkait seperti Kemenko Perekonomian dan Kementerian Perdagangan.
“Instruksi dari Menteri Pertanian sebenarnya hanya menegaskan kembali arahan awal di Januari, tapi faktanya di lapangan belum berjalan. Bahkan banyak pabrik yang tidak mematuhi ketetapan harga ini,” ujarnya.
Ia pun berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah tegas. Termasuk memanggil dan mengumpulkan perwakilan pabrik untuk melakukan sosialisasi serta memastikan implementasi kebijakan tersebut.
“Harapannya semua pabrik dapat patuh dengan ketentuan harga ini dan pemerintah daerah segera mengumpulkan pabrik untuk sosialisasi ketetapan harga baru dari Kementan,” kata dia.
Ia mengatakan jika PPUKI berencana untuk melakukan audiensi dengan Presiden Prabowo Subianto saat peringatan Hari Tani Nasional di Jakarta pada 24 September 2025. “Kami ingin menyampaikan aspirasi dari para petani singkong,” tuturnya.
Pada pertemuan tersebut pihaknya akan menyampaikan beberapa tuntutan, diantaranya penetapan harga singkong minimal Rp1.350/kg dengan rafaksi maksimal 15 persen secara nasional. Selain itu, penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk tepung tapioka sebesar minimal Rp8.500/kg di tingkat pabrik.
Menurut Dasrul, penetapan HET untuk tepung tapioka akan berdampak langsung pada stabilitas dan kenaikan harga singkong di tingkat petani.
“Kalau ada HET untuk tepung tapioka, maka harga singkong otomatis akan ikut naik. Ini sangat penting untuk menjamin kesejahteraan petani ubi kayu di seluruh Indonesia,” kata dia.