Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi Lampung memastikan pendistribusian bahan pokok aman jelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran. Hal tersebut untuk memastikan masyarakat tidak kehabisan stok bapok. Karena prediksinya jelang Lebaran tingkat konsumsi akan meningkat.
“Kami pastikan pendistribusian aman. Karena kita juga ada satuan tugas dari sejumlah stakeholder. Sehingga pemantauan akan terus berjalan. Selain itu kita ada tim dari dinas khusus untuk pemantauan setiap hari,” kata Kepala Dinas Disperindag Provinsi Lampung, Evie Fatmawati, Jumat, 21 Maret 2025.
Kemudian menurut Evie, jumlah stok yang tersedia lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Lampung. Kecuali ada kendala cuaca ekstrem seperti hujan atau banjir yang dapat menghambat distribusi dan produksi.
“Kami sudah memperhitungkan kenaikan permintaan pada Ramadan dan Idul Fitri. Terutama untuk komoditas seperti tepung, gula, dan daging yang banyak terpakai untuk membuat kue dan hidangan Lebaran. Perhitungan stok kami sudah mencakup tambahan 30% dari kebutuhan normal,” jelas Evie.
Selanjutnya untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan bahan pokok tetap tersedia bagi masyarakat. Pemerintah telah menyiapkan beberapa langkah strategis misalnya subsidi dan pengiriman pasokan
“Kami bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional RI dalam hal subsidi dan pengiriman pasokan dari provinsi lain. Penambahan kuota impor bawang putih untuk menjaga stabilitas harga,” katanya.
Monitoring
Selain itu juga monitoring harga dan distribusi dengan lakukan pengawasan harga daging sapi dan ayam. Ini melalui koordinasi dengan feedloter, pedagang sapi, dan asosiasi peternak.
“Kami optimalisasi fungsi Rumah Potong Hewan (RPH) untuk memangkas jalur distribusi daging sapi. Pengawasan harga telur dan pakan ayam melalui koordinasi dengan Pinsar Petelur Nasional dan produsen pakan,” jelasnya.
Lalu tak lupa pihaknya lakukan koordinasi dengan Perum Bulog dan distributor gula serta minyak goreng. Ini untuk memastikan pasokan stabil. “Kami juga sudah gelar pangan murah untuk komoditas strategis. Terutama cabai merah keriting dan cabai rawit. Alhamdulillah pasar murah sudah selesai dan pendistribusian lancar pada daerah-daerah,” tutup Evie.
Berdasarkan data Disperindag Provinsi Lampung, berikut adalah ketersediaan dan surplus bahan pangan pokok di Lampung untuk periode Februari-Mei 2025:
- Beras: 1.051.067 ton (kebutuhan 284.531 ton, surplus 766.536 ton)
- Jagung: 496.567 ton (kebutuhan 365.151 ton, surplus 131.416 ton)
- Bawang Merah: 15.188 ton (kebutuhan 10.611 ton, surplus 4.507 ton)
- Bawang Putih: 13.726 ton (kebutuhan 9.032 ton, surplus 4.694 ton)
- Cabai Merah Keriting: 10.220 ton (kebutuhan 8.746 ton, surplus 1.474 ton)
- Cabai Rawit: 20.839 ton (kebutuhan 17.848 ton, surplus 2.991 ton)
- Daging Sapi: 14.126 ton (kebutuhan 8.509 ton, surplus 5.617 ton)
- Daging Ayam Ras: 40.448 ton (kebutuhan 30.695 ton, surplus 9.753 ton)
- Telur Ayam: 78.256 ton (kebutuhan 30.251 ton, surplus 48.005 ton)
- Gula: 53.574 ton (kebutuhan 31.505 ton, surplus 22.069 ton)
- Minyak Goreng: 87.652 ton (kebutuhan 58.055 ton, surplus 29.597 ton)
- Kedelai: 31.622 ton (kebutuhan 25.170 ton, surplus 6.452 ton)