Jakarta (Lampost.co) — Harga emas kembali mencetak rekor tertinggi dengan mencapai level psikologis baru menjadi US$2.720,25 per troy ons pada Jumat, 18 Oktober 2024. Lonjakan harga itu atas dorongan ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global yang mendorong investor beralih ke aset safe haven.
Pada Senin pagi (21/10/2024), hingga pukul 06.41 WIB, harga emas di pasar spot masih bergerak naik 0,12% menjadi US$2.723,44 per troy ons. Para analis memperkirakan emas berpotensi mencapai level psikologis baru di US$3.000 dalam beberapa bulan ke depan.
Sebab, ketegangan di Timur Tengah menjadi salah satu pendorong utama reli harga emas. Konflik yang makin intensif antara Israel dan kelompok militan seperti Hamas dan Hizbullah mendorong kekhawatiran pasar.
“Pengumuman Hizbullah untuk meningkatkan serangan terhadap Israel membawa permintaan emas sebagai aset safe haven melonjak tajam,” ujar Alexander Zumpfe, pedagang logam mulia di Heraeus Metals Germany, kepada Reuters.
Selain itu, janji para pihak yang bertikai di Gaza dan Lebanon untuk terus bertempur menambah kecemasan perang akan berlangsung lama. Kematian seorang pemimpin militan Palestina baru-baru ini juga tidak mampu meredakan konflik yang memicu penghindaran risiko lebih lanjut di pasar global.
Selain itu, ketidakpastian seputar pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) dan ekspektasi kebijakan moneter yang longgar turut memperkuat reli emas. Bahkan, ekspektasi bank sentral akan kembali menurunkan suku bunga makin memperkuat minat terhadap emas.
“Jika The Fed memangkas suku bunga pada November, emas akan makin diminati sebagai penyimpan kekayaan,” kata Zumpfe.
Peluang pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) pada November mencapai 92%. Sementara, Bank Sentral Eropa (ECB) juga akan memangkas suku bunga lagi pada Desember, kecuali ada perubahan signifikan pada data ekonomi.
Bersiap Sentuh US$3.000
Imbasnya harga emas tumbuh lebih dari 30% sepanjang tahun ini, menjadikannya tahun dengan pertumbuhan terbaik sejak 1979. Max Layton, Kepala Penelitian Komoditas Global di Citi, memperkirakan harga emas akan mencapai US$3.000 per troy ons. Harga itu diprediksi bakal tercapai dalam 6 hingga 12 bulan ke depan.
“Di tengah ketidakpastian ekonomi di AS dan Eropa, emas akan tetap menjadi pilihan utama bagi investor. Terutama melalui ETF dan aset investasi lainnya,” kata Layton.