Bandar Lampung (Lampost.co) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menegaskan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai pilar penting pembangunan ekonomi inklusif. Melalui penguatan daya saing, UMKM didorong untuk naik kelas agar mampu bersaing tidak hanya di pasar lokal, tetapi juga nasional bahkan global.
Poin Penting
- Pemprov Lampung tegaskan UMKM sebagai pilar pertumbuhan ekonomi inklusif.
- Lampung Begawi 2025 menjadi momentum memperkuat daya saing UMKM.
- Pertumbuhan ekonomi Lampung semester I-2025 capai 5,27 persen (ctc).
- Jumlah UMKM di Lampung lebih dari 490 ribu unit.
Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Lampung, Rinvayanti, mewakili Gubernur Lampung, mengungkapkan bahwa UMKM merupakan motor pertumbuhan ekonomi yang tangguh sekaligus merata.
Baca juga : Lampung Begawi 2025 Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Sinergi dan Digitalisasi
Lampung Begawi 2025 Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Sinergi dan Digitalisasi
Pemerintah menilai, ajang seperti Lampung Begawi menjadi momentum strategis untuk memperkuat daya saing produk lokal serta melahirkan lebih banyak UMKM yang siap berkompetisi di pasar lebih luas.
“UMKM memegang peranan penting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tangguh sekaligus merata. Karena itu, Lampung Begawi menjadi momentum penting untuk memperkuat daya saing produk lokal dan melahirkan lebih banyak UMKM champion yang siap bersaing di pasar global,” ujarnya dalam pembukaan Lampung Begawi di Lampung City Mall, Jumat, 3 Oktober 2025.
Menurutnya, tantangan ekonomi tidak bisa dihadapi sendiri. Sinergi lintas pemangku kepentingan, digitalisasi, dan inklusivitas sangat penting agar pertumbuhan ekonomi benar-benar dirasakan seluruh lapisan masyarakat.
“Melalui Lampung Begawi, tidak hanya memperkuat kolaborasi, tetapi juga dalam bentuk program berkelanjutan untuk terus mengembangkan perekonomian daerah,” kata dia.
Lampung Begawi 2025 Jadi Momentum Strategis UMKM Naik Kelas
Rinva menekankan, pembangunan ekonomi Lampung diarahkan pada pertumbuhan inklusif, mandiri, dan inovatif. Dalam kerangka tersebut, UMKM mendapat perhatian besar karena mampu menggerakkan ekonomi keluarga, menciptakan lapangan kerja, sekaligus menjadi wajah identitas daerah.
Di tengah upaya tersebut, perekonomian Lampung menunjukkan penguatan. Sepanjang semester I-2025, pertumbuhan ekonomi daerah mencapai 5,27 persen (cumulative to cumulative/ctc). Capaian ini memberi optimisme, meski yang lebih penting adalah memastikan pertumbuhan tersebut benar-benar inklusif.
Rinva memaparkan, berdasarkan data BPS, jumlah UMKM di Lampung mencapai lebih dari 490 ribu unit usaha. Mayoritas pelaku usaha bergerak di sektor pangan, fesyen, dan kerajinan.
UMKM ini menopang lapangan kerja, memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat, serta memperluas kontribusi Lampung di tingkat nasional maupun global.
Namun, tantangan yang ada tidak ringan, mulai dari keterbatasan akses pembiayaan, kualitas produksi, hingga pemasaran digital. Karena itu, mendorong UMKM naik kelas dipandang bukan sekadar strategi pengembangan usaha, tetapi syarat utama untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan.
“Inilah relevansi sinergi, digitalisasi, dan inklusivitas dalam Lampung Begawi 2025, yang menjadi ruang bersama untuk memperkuat daya saing UMKM dan membangun perekonomian Lampung ke depan,” pungkasnya.