Bandar Lampung (Lampost.co)– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung berkomitmen meningkatkan kualitas produksi singkong guna memberikan kesejahteraan untuk petani. Adapun langkah yang akan masif pemerintah lakukan yakni pembinaan dan kemitraan.
Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung menggandeng kemitraan yakni pengusaha dan petani. Hal itu untuk memastikan kedua belah pihak saling menguntungkan (win-win solution).
Baca juga: Petani Singkong Lampung Sepakat Sampaikan Tuntutan ke Senayan
“Nanti kerja sama ini akan kita bicarakan lebih lanjut. Sehingga kita dapat menentukan bagaimana aturannya dari tiap daerah. Karena jelas beda antara lokasi satu dan lokasi lain,” kata Kabid Tanaman Pangan pada Dinas KPTPH Provinsi Lampung, Ida Rachmawati, Selasa, 7 Januari 2025.
Adapun nantinya pengusaha pemerintah minta untuk menyiapkan pupuk serta bibit yang unggul. Sementara bagi petani wajib menjual hasil singkong ke perusahaan dengan ketentuan yakni ke mitranya.
“Hal ini bertujuan agar petani tidak lagi menggunakan bibit yang asal. Nanti petani harus jual hasil panen ke mitra dengan harga yang sudah menjadi kesepakatan sesuai aturan,” kata Ida.
Dari ketentuan tersebut, dia berharap saat harga singkong turun tidak terlalu murah karena sudah disepakati sebelumnya. “Kemudian bila harga tinggi, maka petani juga tidak jual ke perusahaan lain karena harus sesuai kemitraan.
Pupuk untuk Petani Singkong
Kendati ada usulan kemitraan, pihaknya dalam beberapa tahun terakhir telah memberikan bantuan pupuk organik kepada petani. Meskipun jumlahnya tidak banyak.
Ia merincikan, pada 2023 lalu ada bantuan pupuk organik untuk 3 ribu hektare. Kemudiandi 2024 seluas 1.200 hektare karena terbatasnya anggaran. “Tahun ini kita tidak bantu lagi. Karena menurut pemerintah pusat komoditas singkong akan mendapat pupuk subsidi lagi,” kata dia.
Menurutnya, produksi singkong di Provinsi Lampung rata-rata 7 juta ton/hektare. Dengan daerah penghasil terbesar antara lain Lampung Tengah, Lampung Utara, Lampung Timur, dan Mesuji.
“Untuk produksi singkong di Lampung hampir setiap tahun fluktuasi. Harga rendahnya sebenernya tidak terlalu berpengaruh terhadap produksi. Tapi lebih ke kesejahteraan petani,” katanya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News