Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menyiapkan operasi pasar untuk mengendalikan harga cabai yang sedang melonjak.
Penjabat (Pj) Gubernur Lampung, Samsudin, mengatakan intervensi pasar perlu untuk meredam gejolak harga. Berdasarkan pantauan, harga cabai rawit hijau saat ini mencapai Rp70 ribu, cabai rawit merah Rp80 ribu, dan cabai merah keriting Rp40-50 ribu.
“Untuk komoditas cabai bisa dari Dinas Perdagangan. Kalau harganya tinggi kami harus lakukan pendekatan,” ujar Samsudin, saat memantau harga pangan di Pasar Way Halim, Bandar Lampung, Senin, 29 Juli 2024.
BACA JUGA: Harga Emas 29 Juli 2024 Melonjak di Awal Pekan
Dia menyebut peningkatan harga cabai seiring tingginya permintaan masyarakat di Lampung. “Khususnya untuk cabai rawit dan cabai setan itu tinggi karena memang saat ini kebutuhannya juga tinggi,” ujar dia.
Dia turut memantau harga sejumlah komoditas pokok lainnya, seperti telur, beras, minyak goreng, daging sapi dan ayam, serta ikan.
Hasil pemantauan harga di Pasar Way Halim dan Way Kandis menunjukkan kondisi rata-rata harga yang cukup stabil, meski ada lonjakan pada harga cabai.
Untuk itu, Pemprov Lampung berkomitmen akan melakukan pengendalian harga melalui operasi pasar untuk menjaga daya beli masyarakat.
“Kami pantau harga-harga itu jangan sampai melonjak tinggi ataupun terlalu rendah agar daya beli masyarakat tetap stabil,” kata dia.
Berdasarkan data prognosa neraca pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DKPTPH) Lampung, proyeksi jumlah ketersediaan cabai rawit pada Juli mencapai 5.037,7 ton.
Sedangkan kebutuhan masyarakat masih 4.017,9 ton. Kemudian pasokan cabai besar 3.116 ton dengan kebutuhan 4.017,9 ton.
Kemudian komoditas beras dengan ketersediaan 677.103,5 ton bisa memenuhi kebutuhan 73.318,2 ton. Lalu pasokan telur ayam terdapat 21.699,9 ton dari kebutuhan 7.334,7 ton. Sementara ketersediaan minyak goreng memiliki 13.339,7 ton dari kebutuhan 13.195,8 ton.