Bandar Lampung (Lampost.co)– Pemerintah Provinsi Lampung mendapat penambahan alokasi pupuk subsidi 2024 sebanyak 803.719 ton.
Pengamat Pertanian Universitas Lampung, Teguh Endaryanto, mengatakan bahwa hal ini merupakan kabar baik bagi petani khususnya petani kecil yang tidak mampu menjangkau pupuk non subsidi.
Penambahan pupuk subsidi menurutnya dapat memberikan harapan bagi petani. Yakni untuk meningkatkan produktivitas tanam dengan cara memberikan pupuk secara maksimal.
Penerima Pupuk Bersubsidi Maksimal Miliki Lahan 2 Hektar
“Mudah-mudahan dengan adanya pupuk bersubsidi ini petani mampu menggunakan sebaik mungkin. Serta bisa berdampak terhadap produktivitas,” kata Teguh Kamis, 18 Juli 2024.
Namun yang juga patut menjadi catatan, bergulirnya pupuk bersubsidi juga diimbangi dengan ketepatan waktu saat pendistribusian. Sebab hal itu menurutnya akan berkaitan dengan masa tanam.
“Karena ini kan bulan Juli, secara musim memang masuk kemarau meskipun masih ada beberapa kali hujan turun. Tapi secara umum, kalau petani menanam itu artinya butuh pupuk. Tapi ketika dia belum menanam, maka kemungkinan dia akan menunda penenebusan pupuk,” jelasnya.
Dalam pemanfaatannya, Teguh mengimbau agar petani juga mampu menggunakan pupuk tersebut sebaik mungkin dan tetap memperhatikan pemupukan berimbang.
“Jangan karena ada penambahan pupuk bersubsidi akhirnya di hambur-hambur. Misalnya satu hektar yang harusnya 150 kg ini Jadi lebih. Karena kalau kita bicara dari aspek lingkungan juga kan potensi pencemaran tanahnya jadi besar,” ucapnya.
Data statistik memnyebutkan mayoritas petani Indonesia adalah petani yang lahannya di bawah setengah hektar.
Penerima Bantuan Pupuk
Menurut Teguh dengan adanya regulasi penerima bantuan subsidi maksimal 2 hektar adalah tepat bagi para petani kecil.
“Ini sangat bagus karena memang asumsinya kalau dia di atas 3 hektar dia petani besar yang memiliki modal. Maka gunakanlah pupuk non subsidi,” tuturnya.
Namun dalam pendistribusiannya, Teguh mengatakan dibutuhkan kesiapan dan perencanaan khusus. Sebab penyaluran pupuk akan menyangkut logistik infrastruktur, agen, kios dan sebagainya.
Oleh karenanya perlu adanya pengawasan yang lebih ketat sehingga mekanisme distribusinya bisa tepat sasaran dan tepat waktu.
“Sebab ketepatan di dalam waktu distribusi ini terkait dengan massa tanam yang akan dilalui oleh petani,” kata dia.