Bandar Lampung (Lampost.co) — Provinsi Lampung mencatatkan inflasi hanya 1,17 persen dan menempati posisi terendah secara nasional. Meski capaian tersebut menunjukkan stabilitas harga yang baik, pengamat ekonomi mengingatkan agar pemerintah tidak lengah dalam menjaga stok komoditas utama yang berperan besar menahan laju inflasi.
Akademisi FEB Unila, Prof Marselina, menjelaskan bahwa stabilnya harga beras, bawang merah, dan tepung terigu menjadi faktor utama penurunan inflasi di Lampung. Kondisi ini diperkirakan terjadi karena pasokan komoditas tersebut sedang melimpah seiring masa panen.
“Bisa jadi tiga komoditas itu stabil harganya karena suplai aman. Saat ini memang sedang ada panen, sehingga stok cukup dan harga tetap terkendali,” ujarnya, Selasa, 14 Oktober 2025.
Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah perlu menjaga kestabilan pasokan agar tidak terjadi gejolak harga di kemudian hari. Jika stok beras, bawang merah, dan tepung menurun, maka potensi kenaikan inflasi bisa terjadi dengan cepat.
Saat ini, sejumlah komoditas lain seperti cabai, telur, dan daging ayam mengalami kenaikan harga. Meski demikian, lonjakan tersebut masih tertahan karena tiga komoditas utama mampu menjaga keseimbangan indeks harga.
“Kalau stok tiga komoditas utama tadi terganggu dan harganya ikut naik, inflasi bisa langsung terdongkrak,” jelasnya.
MBG
Marselina juga menyoroti kebutuhan telur dan daging ayam yang berpotensi meningkat tajam akibat program makan bergizi gratis (MBG). Jika permintaan tinggi tidak diimbangi kapasitas produksi, kelangkaan bisa terjadi di pasar dan memicu kenaikan harga.
“Kita juga harus waspada. Program MBG bisa meningkatkan kebutuhan telur dan daging ayam secara signifikan, sehingga memengaruhi stok pasar dan berpotensi mendorong kenaikan harga,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya intervensi pemerintah daerah dalam mengawasi distribusi dan ketersediaan komoditas guna memastikan inflasi tetap terkendali hingga akhir tahun.