Jakarta (Lampost.co) — Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menegaskan pentingnya mengatasi tantangan struktural perempuan pelaku UMKM untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Keterlibatan perempuan dalam sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sangat besar. Namun, berbagai hambatan masih membatasi potensi perempuan untuk berkembang secara optimal.
“Ketika keterlibatan perempuan di sektor UMKM cukup signifikan, langkah strategis untuk mengatasi tantangan yang mereka hadapi harus segera. Ini penting untuk mengakselerasi pertumbuhan UMKM secara keseluruhan,” ujar Lestari dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 28 Juni 2025.
Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan, hingga Mei 2025, terdapat 57 juta unit UMKM di Indonesia. Dari jumlah itu, 64,5 persen atau sekitar 37 juta unit dikelola oleh perempuan. Sayangnya, pelaku usaha perempuan, khususnya di level ultra mikro, masih menghadapi sejumlah tantangan besar.
Beberapa hambatan struktural yang dihadapi antara lain keterbatasan akses permodalan, minimnya pendampingan usaha, dan rendahnya adopsi teknologi digital. Saat ini, baru sekitar 12 persen UMKM yang sepenuhnya memanfaatkan teknologi digital dalam kegiatan operasionalnya.
Lestari atau akrab disapa Rerie menekankan perlunya solusi sistematis untuk mengatasi kesenjangan akses tersebut. Ia mendorong agar berbagai persyaratan dalam mengakses permodalan disertai dengan program peningkatan kapasitas bagi perempuan pengusaha.
“Kemandirian perempuan dalam mengelola usaha harus diperkuat melalui skema pelatihan keterampilan, pemberdayaan digital, dan penyederhanaan akses bantuan usaha,” kata Rerie.
Dukungan Kolaboratif
Ia juga menyerukan dukungan kolaboratif dari pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat luas dalam menciptakan ekosistem yang mendukung kesetaraan akses berusaha bagi seluruh anak bangsa.
“Dengan memperluas kesempatan berusaha, kita akan membangun masyarakat yang adil, sejahtera, dan berdaya secara merata,” tutupnya.