Bandar Lampung (Lampost.co) — Angin malam berhembus lembut di rumah Dava dan warga sekitar Jalan Kelud, Kelurahan Perumnas Way Halim, Kecamatan Way Halim, Bandar Lampung, Sabtu, 5 Oktober 2024. Suasana sejuk itu menarik remaja 17 tahun tersebut untuk bersantai di teras sambil memainkan ponsel.
Namun, dia tidak bisa berbuat banyak karena kuota internetnya tengah habis. Anak muda itu hanya bisa terhubung ke aplikasi WhatsApp (WA) melalui layanan kuota unlimited chatting dari operator seluler Tri. Fasilitas itu dimanfaatkannya untuk mengirim pesan ke nomor Tri Virtual Assistant atau dikenal dengan Triva.
Dia bergegas membeli kuota melalui layanan daring berteknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dari Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) tersebut. Triva digambarkan dalam avatar seorang perempuan berambut pendek dengan pakaian bergaya semi-formal yang kasual.
Personal assistant itu turut menyapa anak muda tersebut dengan informasi nama dan nomor konsumen, sisa pulsa, serta masa aktif kartu. Selain itu, asisten virtual tersebut pun memberikan pilihan rekomendasi paket dan menu utama.
“Ingin tahu paket menarik untuk kamu. Klik Paket Rekomendasi untuk melihat paket menarik untuk kamu. Klik Menu Utama untuk ke menu utama,” kata Triva, dalam chat kepada Dava.
Selanjutnya, dia memilih menu utama yang menampilkan empat opsi produk kuota internet, mulai dari harga Rp10 ribu hingga Rp99 ribu. Pulsanya yang tersisa Rp15 ribu, membuatnya memilih paket Rp10 ribu yang mendapatkan kuota tiga gigabyte (GB) dan berlaku selama tiga hari. “Saya beberapa kali beli paket dengan chat Triva di WA,” kata Dava.
Dia mengaku mengetahui layanan online tersebut melalui aplikasi Bima+ dengan melihat avatar Triva di pojok kanan atas layar ponsel. Tampilan Triva Chat itu menawarkan layanan Tri secara lebih efektif, seperti pelayanan kartu serta pembelian pulsa dan data.
Selain itu, pemberian solusi terhadap kendala yang pengguna hadapi dan bantuan dengan mencantumkan berbagai akun resmi dari 3 Indonesia. Untuk itu, dia memilih menggunakan layanan AI yang terhubung ke WA dan menjadi solusi saat paket data telah habis.
“Chat langsung ke WA Triva turut memudahkan saya. Terlebih saat kuota habis tidak akan bisa membuka aplikasi apapun karena tidak terhubung jaringan internet. Untungnya, masih bisa terhubung ke WA sehingga bisa membeli kuota internet dari pilihan paket yang Triva rekomendasikan,” ujar dia.
Penggunaan AI dalam jaringan seluler juga dimanfaatkan Kresna. Pria yang menggunakan paket data IM3 tersebut berinteraksi dengan asisten virtual Indira lewat aplikasi myIM3.
Adapun Indira merupakan kepanjangan dari Indosat Digital Representative Assistant yang digambarkan dalam avatar seorang perempuan berambut panjang dengan pakaian semi formal.
Kresna berkomunikasi langsung dengan layanan online tersebut seiring rencananya untuk menggunakan teknologi 5G. Jaringan internet itu ingin dipakainya guna kebutuhan di rumahnya, seperti menonton film streaming dan game online.
Untuk itu, dia mencari informasi terkait hal tersebut dan mendapatkannya lewat menu ‘Bantuan’ dari sejumlah pilihan yang Indira berikan.
Selanjutnya, membuka daftar perintah ‘Informasi/FAQs’ dan ‘Info Layanan 5G’. Opsi tersebut turut memudahkannya dalam mendapatkan sejumlah penjelasan terkait penerus teknologi jaringan 4G tersebut.
“Indira dengan cepat memberi tahu lokasi dan perangkat yang mendukung jaringan 5G. Ternyata wilayah rumah saya sudah bisa memakai layanan itu, yaitu di Labuhan Ratu, Bandar Lampung. Perangkat ponsel juga sudah mendukung,” ujar dia.
Berdasarkan informasi dari asisten berbasis AI itu juga, teknologi 5G di Lampung dapat dinikmati di dua wilayah, yaitu Tanjungkarang Barat dan Labuhan Ratu.
Sementara secara keseluruhan terdapat 19 kawasan yang tersebar di delapan kota se Indonesia. Sedangkan, perangkat yang mendukung teknologi 5G dari IM3 saat ini terdapat 20 tipe dari enam merek ponsel.
Dia menilai berinteraksi dengan Indira memudahkannya dalam mendapatkan rekomendasi paket data, pengisian pulsa, dan mencari berbagai informasi, serta penyampaian keluhan seputar layanan IM3.
“Balasan chat-nya cepat dan langsung ada pilihan poin-poinnya sehingga jadi lebih efektif dan tidak perlu scroll-scroll ke bawah atau banyak melakukan pencarian di berbagai web,” kata dia.
Memberi Pengalaman
Senior Vice President (SVP) Head of Corporate Communications IOH, Steve Saerang, mengatakan Indosat berkomitmen untuk memberikan pengalaman luar biasa (marvelous experience) kepada pelanggan. Hal itu dengan mengembangkan layanan AI, berupa Triva untuk pelanggan Tri dan Indira bagi pengguna IM3.
Penerapan teknologi AI dalam layanan tersebut membuat pengguna bisa menyelesaikan permasalahan dan penyampaian tanggapan secara cepat dan otomatis. Sebab, teknologi tersebut berbeda dengan bima+ atau myIM3 yang berfokus pada layanan aplikasi.
“Triva dan Indira lebih berfokus dengan menawarkan interaksi otomatis melalui WhatsApp dan website,” kata Steve Saerang, kepada Lampost.co.
Chatbot berbasis AI itu memiliki kelengkapan fitur unggulan, seperti live chat. Sistem tersebut memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk mendapatkan informasi produk, layanan, serta menanggapi keluhan yang dapat diselesaikan secara langsung tanpa menunggu staf customer service.
Untuk itu, kedua asisten virtual tersebut dirancang untuk melayani lebih dari 100 juta pelanggan Indosat guna mendukung berbagai kebutuhan konsumen secara responsif dan personalisasi. Teknologi AI yang diimplementasikan juga terus diperbarui agar mampu memberikan layanan secara lebih akurat.
Pihaknya melihat manfaat perkembangan teknologi dengan penerapan AI dan robotic process automation (RPA) sebagai upaya efisiensi operasional. Sehingga, perusahaan dapat mengurangi waktu penyelesaian tugas administratif dari satu hari menjadi sepuluh menit.
Dia berharap transformasi perusahaan tersebut dapat terus berdampak positif pada produktivitas, kinerja, dan kepuasan pelanggan sehingga turut mendorong pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. “Seluruh upaya itu sejalan dengan tujuan besar Indosat dalam menghubungkan dan memberdayakan Indonesia,” kata dia.
Pelanggan Suka Asisten Virtual
Manfaat tersebut terlihat dari survei yang dipublikasikan Authority Hacker dengan menyebutkan 72% perusahaan percaya AI dapat menyederhanakan dan meningkatkan produktivitas pekerjaan.
Hal itu senada dengan data Business Machines Corporation (IBM) yang mencatat teknologi tersebut dapat meningkatkan kinerja bisnis dan menurunkan biaya operasional hingga 40%.
Untuk itu, 52% perusahaan telekomunikasi kini turut menggunakan chatbot AI. Pasalnya, 75% konsumen menyukai personal asisten tersebut karena merasa nyaman menggunakan sistem tersebut.
Sebab, memiliki citra positif dalam menangani layanan rutin dan meningkatkan hubungan untuk pelanggan. Hal itu terbukti dari adanya lebih dari 100 miliar pesan per hari berasal dari chatbot AI di WhatsApp.
Sementara survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2024 mencatat terdapat 24,72% warga Indonesia telah menggunakan AI dan 11,77% di antaranya percaya terhadap asisten virtual.
Meski terbilang belum tinggi, statistik WriterBuddy melaporkan Indonesia masuk dalam tiga besar negara penyumbang kunjungan ke layanan AI terbanyak secara global pada 2023.
Pengguna internet Indonesia melakukan 1,4 miliar kunjungan ke dalam layanan AI atau 5,60% secara global selama September 2022 hingga Agustus 2023.
Adapun urutan pertama diduduki Amerika Serikat (AS) dengan 5,5 miliar kunjungan dan India di posisi kedua dengan 2,1 miliar interaksi bersama AI. Atas perkembangan teknologi tersebut, pemanfaatan AI berpotensi dapat menyumbang hingga 15,7 triliun dolar AS terhadap ekonomi pada 2030.
Menjawab Kebutuhan Pelanggan
Sementara itu, SVP Head of Marketing Sumatra IOH, M. Andre Reinaldy H, menjelaskan kedua personal asisten virtual dari Tri dan IM3 tersebut dapat langsung menjawab kebutuhan pelanggan.
“Ini salah satu komplimen Indosat untuk memberikan yang terbaik kepada konsumen,” kata Andre, kepada Lampost.co.
Sebab, sistem chatbot tersebut bisa berinteraksi secara lebih personal kepada konsumen sehingga memberikan pengalaman interaktif.
Triva dan Indira dapat menjawab pertanyaan pengguna secara langsung dan memberikan rekomendasi sesuai kebutuhan. Di antaranya informasi paket data, promosi, dan layanan pelanggan, tanpa harus menavigasi berbagai menu di aplikasi Bima dan MyIM3.
“AI merupakan bentuk inovasi yang memberikan kemudahan akses informasi dengan cara lebih cepat sehingga menawarkan pengalaman menarik bagi pelanggan,” ujar dia.
Untuk itu, manajemen IOH terus berfokus mengembangkan sistem AI dalam berbagai operasional perusahaan, seperti sisi informasi teknologi dan marketing.
Sebab, upaya tersebut membuat perusahaan bisa melihat segmen yang sesuai kebutuhan. “Adanya AI membuat analisa kinerja lebih cepat sehingga bisa langsung tahu dan segera menanganinya,” kata dia.