Gunungsugih (Lampost.co)–Sejumlah petani di Kampung Fajar Mataram, Kecamatan Seputih Mataram, mengeluhkan kelangkaan pupuk subsidi di Lampung Tengah di hadapan anggota DPRD Kabupaten Lampung Tengah pada kegiatan reses, Kamis, 18 April 2024.
Antonius Rejo salah satu petani mengaku selama musim tanam padi dan jagung kesulitan mendapatkan pupuk subsidi. Menurutnya, meski telah menyerahkan KTP sebagai sarat administrasi. Namun untuk memenuhi kebutuhan pupuk tanaman, petani terpaksa membeli pupuk non-subsidi. Harga pupuk non-subsidi pun dengan harga yang sangat tinggi.
“Selama musim tanam, petani sulit membeli pupuk subsidi. Mohon kepada Pak Dewan agar keluhan kami didengarkan,” kata Antonius.
Ia menjelaskan setiap memasuki musim tanam, para petani selalu kesulitan mendapatkan pupuk. Padahal pupuk merupakan kebutuhan utama bagi pertumbuhan tanaman pertanian.
Selain kelangkaan pupuk subsidi di Lampung Tengah, lanjut dia, pasokan air dari irigasi jarang mengalir ke area pesawahan di wilayah setempat. Sehingga tanaman petani tumbuh tidak maksimal dan hasil panennya juga tidak sesuai harapan.
“Air irigasi juga jarang mengalir ke sawah kami pak. Makanya hasil panen tidak sesuai harapan. Padahal biaya operasional tanam sangat tinggi,” ujarnya.
Menanggapi persoalan tersebut, Sumarsono selaku Ketua DPRD Lampung Tengah akan memanggil pihak terkait. Supaya kelangkaan pupuk bersubsidi yang menjadi keluhan para petani segera mendapat solusi dan dapat teratasi.
“Secepatnya kita akan koordinasi dengan dinas atau instansi yang terkait. Supaya petani ini tidak lagi ada mengeluh,” katanya.
“Setiap kali musim tanam padi atau jagung mereka itu selalu mengeluh. Baik kekurangan pupuk maupun masalah pengairan. Maka pemerintah daerah harus bertindak, agar petani bisa sejahtera,” tutupnya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.