Liwa (Lampost.co)—- Harga kopi tingkat petani di Lampung Barat saat ini mengalami peningkatan signifikan.
Hasil pemantauan di lapangan harga biji kopi sejak beberapa hari ini berkisar Rp50-55 ribu/kg untuk kopi asalan. Harga tersebut mengalami peningkatan hingga Rp9.000 dari sebelumnya Rp46 ribu/kg.
Salah seorang petani asal Pekon Kembahang, Kecamatan Batubrak, Lampung Barat Nurpiah (70) yang juga penjual hasil olahan kopi di Pasar Liwa mengaku terakhir membeli kopi biji untuk Rp46 ribu/kg.
Namun saat ini harga sudah naik menjadi Rp55 ribu. Kopi biji yang ia beli itu akan diolah menjadi kopi bubuk, dan menjualnya kembali.
“Saya memiliki kebun kopi tapi hasilnya sudah kami jual serentak setelah musim lalu. Kopi bubuk yang saya jual ini dapat dari beli. Karena itu, jika harga kopi biji sudah naik maka harga kopi bubuk juga harus menyesuaikan,”kata Nurpiah, Jumat, 1 Maret 2024.
Saat ini, kata dia, harga kopi melambung karena sedang tidak musim panen, sehingga stok kopi berkurang. Kemudian musim kopi tahun lalu buahnya tidak banyak.
“Jadi, walaupun harga kopi saat ini naik tapi petani kopi belum tentu dapat berkah dari kenaikan harga itu,” kata dia.
Sebab kenaikan harga berlangsung saat kopi sedang tidak musim. “Yang mendapat untung karena kenaikan harga ini adalah mereka yang masih menyimpan hasil panen kopinya,” kata Nurpiah.
Musim Kopi
Sementara itu, Kabid Perkebunan Lambar Sumarlin, mendampingi Kadis Yudha Setiawan, mengatakan sejak beberapa hari ini harga kopi terus mengalami kenaikan.
Untuk kopi biji asalan sudah berkisar Rp 50-55 ribu/kg.
Bahkan pihak pihak perusahaan LDC justru sudah membuka harga Rp58 ribu/kg. Kemudian untuk kopi biji premium yaitu petik merah juga kemungkinan sudah mencapai ke Rp 60 ribuan lebih.
Ia memperkirakan harga kopi masih akan meningkat. Mengingat saat ini belum memasuki musim kopi.
“Kenaikan harga ini terjadi untuk kopi robusta akibat kebutuhan pasar yang mulai meningkat sementara persediaan minim,”ujar Yudha.
Yudha juga menyebut masa panen kopi baru akan berlangsung mulai sekitar April puncaknya pada Mei-Agustus.
Sementara itu, Kabid Perkebunan Lambar Sumarlin, berharap, pada saat petani panen harga masih bertahan tinggi. Sehingga petani kopi di Lambar ini dapat menikmati hasilnya.
Melihat kondisi saat ia memastikan produksi kopi petani juga bakal mengalami peningkatan.
“Ini pengamatan kami di sejumlah areal perkebunan kopi petani di sejumlah wilayah, terlihat buah kopi cukup lebat dibanding tahun-tahun sebelumnya,” kata Sumarlin.
Buah kopi tahun ini cukup baik karena didukung cuaca dan pada masa pembungaan lalu prosesnya tidak banyak mengalami gangguan. Selain itu, kutu putih yang banyak menyerang saat cuaca panas tahun lalu juga sudah menghilang setelah memasuki musim hujan.
“Kalau melihat kondisi buah kopi saat ini maka produksi kopi petani tahun ini diperkirakan bisa meningkat sekitar 20-30% dibandingkan tahun sebelumnya.