Jakarta (Lampost.co) — Krisis ekonomi global semakin berdampak pada sektor industri, termasuk produsen ban ternama asal Jepang, Bridgestone Corporation, yang berencana tutup pabrik dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Perusahaan mengumumkan rencana penutupan pabriknya di Lanklaar, Belgia, pada semester pertama 2025. Hal itu sebagai bagian dari restrukturisasi operasional di Eropa akibat masalah profitabilitas.
Melansir dari media Jepang Nippon, keputusan itu seiring kondisi perusahaan mengalami penurunan permintaan suku cadang ban bus dan truk di Eropa, yang berkurang lebih dari sepertiga. Faktor lain yang turut berkontribusi adalah meningkatnya biaya produksi akibat lonjakan harga energi dan inflasi.
Selain itu, persaingan dengan produk impor yang lebih murah dari Asia Timur juga makin memperparah kondisi keuangan perusahaan. Situasi itu membuat Bridgestone tidak memiliki pilihan selain melakukan efisiensi dengan menutup fasilitas produksinya di Belgia.
Penutupan pabrik itu akan berdampak langsung pada 111 karyawan yang bekerja di anak perusahaan Bridgestone, Bandag Europe NV.
Laporan dari VRT NWS menyebut perusahaan telah menginformasikan rencana PHK kepada seluruh pekerja yang terdampak. Namun, berjanji akan memberikan dukungan setelah keputusan final tersebut.
Dalam keterangannya, manajemen Bridgestone menyatakan proses konsultasi dan komunikasi dengan karyawan sudah dimulai. “Perusahaan kini memulai prosedur informasi dan konsultasi untuk menutup pabriknya di Lanklaar pada paruh pertama 2025,” tulis pernyataan resmi perusahaan.
Strategi Bridgestone
Langkah restrukturisasi itu bukan pertama kalinya bagi Bridgestone di pasar Eropa. Sebelumnya, perusahaan juga melakukan berbagai upaya untuk menekan biaya operasional dan meningkatkan daya saing produknya.
Kondisi industri otomotif yang terus berubah, terutama di segmen kendaraan komersial membuat produsen ban global harus menghadapi tantangan besar dalam menjaga profitabilitas. Padahal, Bridgestone, sebagai salah satu pemimpin pasar terus beradaptasi dengan dinamika bisnis yang semakin kompetitif.
Keputusan Bridgestone menutup pabrik di Belgia menjadi bukti nyata tantangan ekonomi global dan persaingan pasar memengaruhi industri manufaktur.
Dampak dari PHK karyawan itu juga patut menjadi perhatian besar di Eropa. Sebab, banyak perusahaan menghadapi tekanan serupa akibat kenaikan biaya produksi dan persaingan ketat dengan produk impor yang lebih murah.