Jakarta (Lampost.co) – Jelang Pemilihan Presiden Amerika Serikat yang semakin dekat prospek harga emas dunia kembali menjadi sorotan utama.
Para investor dan analis memperdebatkan kandidat yang akan memberikan dampak lebih positif bagi pasar keuangan global. Termasuk harga emas dan Bitcoin (BTC).
Analis dari JPMorgan memproyeksikan kemenangan Donald Trump dapat memberikan dorongan positif bagi Bitcoin dan emas.
“Investor ritel tampaknya semakin banyak beralih ke aset safe-haven. Mulai dari Bitcoin dan Exchange Traded Fund (ETF) emas,” kata Direktur Pelaksana Nikolaos Panigirtzoglou, Senin, 4 November 2024.
ETF emas terus menarik arus masuk modal dari investor ritel. Sementara partisipasi investor institusi di pasar emas berjangka mengalami penurunan signifikan.
“Jika Trump menang dapat mendorong investor ritel untuk lebih beralih ke perdagangan. Sementara penurunan nilai yang berpotensi menaikkan harga emas dan Bitcoin,” kata Panigirtzoglou.
Sementara itu, Kepala Riset dan Strategi Logam di MKS PAMP, Nicky Shiels, mengungkapkan prospek harga emas hingga akhir tahun bersifat biner. Sebab, sangat terpengaruh hasil pemilu AS, data ekonomi AS, dan arah kebijakan Federal Reserve (Fed).
Menurutnya, harga logam mulia itu bisa mencapai level antara USD 2.500 hingga USD 3.000 per ons. Beberapa faktor seperti posisi yang berlebihan di pasar emas, tekanan dari data ekonomi AS yang kuat, serta sikap hawkish dari Fed dapat memberikan tekanan negatif.
“Namun, jika tren melambat dengan kenaikan harga per hari mencapai USD 9, emas memiliki potensi untuk menyentuh angka psikologis USD 3.000 dalam beberapa bulan mendatang,” kata Shiels.
Dalam pandangan Shiels, struktur pasar saat ini mendukung emas menyentuh USD 3.000. Namun, ia menyarankan investor untuk berhati-hati terhadap volatilitas pasar yang bisa menciptakan peluang taktis.