Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi Lampung mendorong penguatan ekonomi desa. Hal itu melalui Program Desaku Maju sebagai bagian dari upaya membangun kemandirian ekonomi berbasis potensi lokal.
Program itu untuk memperkuat sektor produksi, kelembagaan ekonomi desa, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia agar aktivitas ekonomi tumbuh secara berkelanjutan.
Program pengembangan ekonomi desa itu tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga pada penciptaan nilai tambah di tingkat lokal. Hilirisasi produk pertanian, penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), serta pemanfaatan teknologi menjadi bagian dari strategi membangun ekosistem ekonomi desa yang lebih produktif dan berdaya saing.
Salah satu desa yang mengimplementasikan program itu adalah Pekon Tambahrejo, Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu. Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Desaku Maju di desa tersebut berjalan sejak Juni 2025 dan terealisasi penuh.
Program itu mencakup pembangunan jalan rabat beton sepanjang 850 meter untuk mendukung akses logistik pertanian, bantuan mesin pengering padi (dryer) bagi gabungan kelompok tani, pengembangan unit usaha BUMDes di sektor e-commerce dan konveksi, serta pelatihan vokasi kelistrikan dan las bagi 32 pemuda desa.
Dalam agenda peninjauan ke pekon tersebut, Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, mengaku pemanfaatan bantuan alat pertanian yang mampu menjaga kualitas gabah. Sekaligus meningkatkan nilai tambah ekonomi agar tetap berputar di tingkat desa.
“Alhamdulillah, bantuan dari Gubernur membantu masyarakat dalam produksi gabah kering. Harapannya, nilai tambah ekonomi tetap berada di desa, tidak terbawa keluar. Inilah esensi dari program Desaku Maju, yaitu menciptakan hilirisasi di tingkat desa,” ujar dia.
Jihan juga menyinggung pentingnya ketahanan pangan daerah di tengah tantangan perubahan iklim dan potensi bencana yang dapat memengaruhi stabilitas pangan dan inflasi.
Lampung 5 Besar Produsen Gabah Nasional
Menurut dia, Lampung sebagai salah satu daerah produsen gabah nasional perlu memperkuat ekosistem pendukung, mulai dari alat pascapanen hingga digitalisasi.
“Lampung termasuk lima besar produsen gabah kering nasional. Kita terus mendukung ekosistemnya, mulai dari dryer, rice milling unit, sampai dengan digitalisasinya,” ujarnya.
Selain dukungan alat dan infrastruktur, Pemprov Lampung juga mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan vokasi. Dia menilai pelatihan tersebut penting agar bantuan alat pertanian dapat bermanfaat secara optimal dan berkelanjutan.
“Kita sering melihat bantuan mesin pertanian tidak bisa terpakai lagi karena tidak ada sumber daya manusia yang bisa memperbaiki. Pelatihan vokasi itu hadir untuk menstimulus para peserta agar memiliki keterampilan,” jelas dia.
Ia berharap Pekon Tambahrejo dapat menjadi percontohan bagi desa-desa lain di Lampung dalam mengembangkan kemandirian ekonomi melalui Program Desaku Maju.







