Bandar Lampung (Lampos.co)– Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Lampung mencatat sepanjang 2024, PMI asal Lampung mencapai 24.375 orang. Adapun jumlah PMI yang berhasil berangkat terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Kepala BP3MI Lampung, Ahmad Fauzi mengatakan pihaknya saat ini terus fokus meningkatkan penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) secara profesional. Sehingga pekerja dapat bekerja secara cepat.
Baca juga: 211 PMI Bermasalah di Arab Saudi
“Sebanyak 24.375 PMI di tahun 2024 ini berangkat dan ini terus meningkat. Pada tahun 2023 ada 22.450 PMI, tahun 2022 14.051 PMI,” kata dia, Rabu, 15 Januari 2025.
Ia mepaparkan PMI yang berangkat bekerja pada t2024 berasal dari Kabupaten Lampung Timur sebanyak 9.652 orang. Kemudian Lampung Tengah (3.704 orang), dan Lampung Selatan (2.373 orang).
Selanjutnya, Tanggamus (1.475 orang), Pesawaran (1.408 orang), dan Pringsewu (1.181 orang). Lalu, Lampung Utara (1.044 orang), Tulangbawang (957 orang), dan Tulangbawang Barat (771 orang).
“Kemudian Mesuji 647 orang, Way Kanan 610 orang, dan Bandar Lampung 218 orang. Selain itu Lampung Barat 180 orang, Metro 117 orang, dan Pesisir Barat ada 38 orang,” jelasnya.
Adapun PMI yang pulang dan mendapat fasilitas BP3MI Lampung berjumlah 106 PMI. Dengan rincian PMI terkendala sebanyak 64 orang, sakit (16 orang), dan meninggal sebanyak 26 orang.
Jalur Resmi
Ia menegaskan bahwa penempatan PMI di Indonesia hanya boleh dilakukan secara resmi. Yakni dengan lima pola, antara lain Private to Private (P to P), Government to Government (G to G), Government to Private (G to P), Intern Corporate Trasfership (ICT), dan pekerja migran perseorangan atau mandiri.
“Lampung banyak yang non-prosedural. Mungkin PMI mengajak keluarga berangkat secara perseorangan. Padahal nanti akibatnya fatal apabila haknya tidak bisa mereka terima. Terjadilah ekspolitasi,” jelasnya.
Untuk menyikapi hal tersebut, pihaknya memiliki satgas untuk menindak pengiriman PMI ilegal. Satgas tersebut bekerja sama dengan kepolisian, BIN hingga Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA).
“Anggaran dari pusat akan diberikan secara bertahap yang akan diprioritaskan ke beberapa program. Seperti pembiayaan penempatan bagi PMI yang akan berangkat keluar negeri,” ujar dia.
Provinsi Lampung banyak kantong PMI, tambah dia, sehingga pihaknya terus berkoordinasi dengan lembaga pelatihan hingga lembaga pendidikan sehingga ada arahan.
“Secara nasional, Provinsi Lampung termasuk sebagai 5 penempatan PMI terbesar. Ke depan targetnya adalah PMI asal Lampung dapat bekerja secara professional dan terampil di luar negeri. Khususnya di negara maju seperti Jepang, Korea Selatan dan berbagai negara Eropa,” jelasnya.
Pihaknya terus melakukan koordinasi dengan lembaga pelatihan dan lembaga pendidikan untuk mempersiapkan warga yang memiliki keterampilan dan bahasa. “Sehingga ke depan PMI kita tidak lagi siap kerja, tapi siap pakai,” tutupnya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News