Bandar Lampung (Lampost.co) — Musim kemarau akan melanda Lampung hingga September 2024 sehingga perlu menyiapkan sejumlah mitigasi di sektor pertanian. Hal itu guna menjaga stabilitas pangan dan nilai tukar petani (NTP).
Pengamat Pertanian Universitas Lampung, Teguh Hendaryanto, mengatakan NTP Lampung saat ini sedang dalam tren kenaikan Mei – Juni 2024. Tanaman pangan hortikultura, perkebunan, peternakan, yang bergerak naik menandakan NTP lebih besar dari biaya produksi.
“Gabah kering giling juga cukup mengalami kenaikan. Kalau lihat siklusnya, habis panen raya beras banyak pada Mei sehingga harganya turun. Tapi, sekarang persediaan mulai berkurang dan harganya mulai naik lagi,” kata Teguh, Kamis, 4 Juli 2024.
BACA JUGA: Prediksi Kondisi Lampung saat Musim Kemarau Hingga Akhir Tahun 2024
Untuk itu, sejumlah persiapan harus dilakukan karena pada April – Oktober sebagai masa kering, walaupun masih terdapat sedikit curah hujan.
Dia menilai, pengelolaan sumber daya air menjadi sangat penting terutama untuk lahan sawah yang masih memiliki saluran irigasi. Masalah perbaikan jaringan irigasi harus tetap menjadi perhatian pemerintah.
Selain itu, teknologi pertanian harus mengadopsi varietas tanaman yang tahan terhadap kondisi kekeringan. Sehingga, penyuluh dan OPD terkait harus memberikan sosialisasi kepada petani mengenai varietas-varietas tanaman yang tahan kekeringan.
Kemudian, diversifikasi pertanian juga menjadi salah satu strategi yang penting. Petani harus mampu bertahan dengan di tengah kemarau dengan metode tersebut.
Salah satunya pola tumpang sari dengan tanaman alternatif yang tahan kering dan tambahan tanaman lainnya.
“Petani juga biasanya memiliki cadangan makanan dalam bentuk peternakan unggas, seperti ayam atau bebek. Ini bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi petani,” kata dia.
Khusus untuk lahan pertanian sawah, petani sebaiknya mengikuti asuransi usaha tanaman pertanian (AUTP) untuk memitigasi musim kemarau.
Program itu menjaga petani terhindar dari kerugian gagal panen akibat kekeringan. “AUTP ini cakupannya masih belum luas dan sosialisasinya masih belum banyak,” kata dia.