Bandar Lampung (Lampost.co)– Ketahanan pangan menjadi program yang terus digaungkan oleh Presiden Prabowo Subianto bahkan sejak sebelum terpilih. Untuk mencapai hal tersebut tidak hanya dengan memastikan ketersediaan pangan tapi juga menghentikan boros makanan atau stop waste food.
Kepala Dinas Pangan Bandar Lampung, Ichwan Adjie Wibowo mengungkapkan, pihaknya telah menyusun langkah strategis untuk mencegah boros makanan demi ketahanan pangan. Bahkan pengurangan limbah pangan menjadi salah satu fokus yang pihaknya terus jalankan.
Baca juga: Pembangunan Infrastruktur Perkuat Ketahanan Pangan
Menurutnya, pemborosan pangan dapat menimbulkan ketidakadilan distribusi pangan. Sebab masih ada wilayah yang mengalami kekurangan pangan.
“Ketidakadilan dalam distribusi pangan menyebabkan banyak orang masih kekurangan makanan, meskipun ada surplus di tempat lain,” ungkapnya, Kamis, 4 Desember 2024.
Ia menyampaikan perilaku boros pangan sangat terkait dengan perilaku hidup masyarakat. Kebiasaan seperti membeli makanan dalam jumlah berlebihan dan kurangnya perencanaan menu.
“Ditambah budaya makan bersama dapat menyebabkan pemborosan pangan yang signifikan,” jelasnya.
Oleh karena itu, Dinas Pangan Kota Bandar Lampung gencar menyosialisasikan program Stop Boros Pangan untuk mencegah boros makanan demi ketahanan pangan. Program ini berfokus pada kelompok ibu seperti di Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Dharma Wanita.
Menurut Ichwan, kelompok ibu memiliki peran yang sangat penting dalam ketahanan pangan. Sebab ibu rumah tangga menjadi penentu menu dan jumlah makanan dalam lingkungan keluarga.
“Kelompok ibu adalah penentu menu makanan sehari-hari di keluarga. Sehingga pengaruh mereka terhadap pola konsumsi pangan sangat besar,” jelasnya.
Ichwan menjelaskan sosialisasi program Stop Boros Pangan mencakup tiga aspek utama. Antara lain, kehilangan pangan, pangan tercecer, dan produksi. Kehilangan pangan terjadi selama proses panen dan pasca-panen, sedangkan pangan tercecer merujuk pada makanan yang terbuang dalam distribusi dan konsumsi.
Meminimalisir Limbah
Untuk mengatasi masalah ini, jelas Ichwan, perlu pendekatan yang berkelanjutan dalam produksi pangan serta pengelolaan yang lebih baik, yakni untuk meminimalkan limbah.
“Upaya ini penting untuk mencapai ketahanan pangan dan memastikan semua lapisan masyarakat memiliki akses terhadap makanan yang cukup dan berkualitas,” ujar dia.
Dinas Pangan telah melaksanakan sosialisasi program Stop Boros Pangan, namun Ichwan mengakui efektivitas penyerapan informasi oleh masyarakat masih perlu mendapat evaluasi.
“Mungkin perlu bantuan lembaga survei untuk mengukur tingkat penetrasi sosialisasi Stop Boros Pangan di masyarakat,” harap dia.
Menggunakan lembaga survei untuk mengukur tingkat penetrasi sosialisasi program Stop Boros Pangan. Harapannya dapat memberikan data yang lebih akurat mengenai pemahaman dan penerimaan masyarakat.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News