Bandar Lampung (Lampost.co) — Di tengah sorotan publik terhadap Sugar Group Companies (SGC), mantan Bupati Tulangbawang Barat, Umar Ahmad, angkat bicara. Ia menyatakan SGC telah lama menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan di Lampung, baik di bidang sosial maupun ekonomi.
Poin Penting:
-
Umar Ahmad menilai SGC berperan aktif dalam pendidikan, sosial, dan lingkungan.
-
Program beasiswa dan pembangunan kampus politeknik jadi bukti nyata kontribusi.
-
Umar mengajak masyarakat bersikap objektif dan menghargai peran SGC dalam pembangunan Lampung.
Menurut Umar, perusahaan berbasis agrobisnis tidak hanya menjalankan bisnis tebu dan gula, tetapi juga aktif dalam kegiatan sosial yang berdampak nyata bagi masyarakat.
“Saya bersaksi SGC telah berbuat banyak untuk masyarakat. Sayangnya, banyak kontribusi mereka yang tidak public ketahui,” kata Umar Ahmad saat dihubungi Minggu, 3 Agustus 2025.
Baca juga: Rasmen Kadapi Sebut SGC Serap 60 Ribu Tenaga Kerja
Bantahan atas Tuduhan Publik
Belakangan, SGC menjadi sasaran berbagai tudingan dari sejumlah individu dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Isu yang berkembang meliputi sengketa lahan, pencemaran lingkungan, hingga dugaan politisasi. Namun, Umar menyebut tuduhan tersebut tidak berdasar dan terkesan mengada-ada.
“Sebagian besar tudingan itu tidak sesuai kenyataan. Saya siap menjadi saksi atas integritas Gunawan Yusuf dan Purwanti Lee,” ujarnya.
Umar menilai kedua pemimpin SGC tersebut memiliki semangat sosial yang tinggi dan juga telah menunjukkan kepedulian nyata terhadap masyarakat.
Kontribusi di Bidang Pendidikan dan Sosial
Umar memaparkan sejumlah kontribusi perusahaan gula tersebut yang patut mendapat apresiasi, terutama dalam bidang pendidikan. Perusahaan ini, katanya, telah membantu ribuan anak dari keluarga tidak mampu melalui program beasiswa.
“Banyak penerima beasiswa SGC yang kini kuliah di universitas ternama, seperti UI, UGM, dan ITB. Ini juga bukti mereka membangun negeri dari bawah,” ujarnya.
Salah satu program unggulan SGC adalah pembangunan Kampus Politeknik Tunas Garuda di kawasan Uluan Nughik, Tulangbawang Barat. Pembangunan kampus dengan investasi ratusan miliar rupiah dan menerapkan konsep production based education and training (PBET). Lulusan terbaik sudah mendapat jaminan mendapat pekerjaan dan seluruh mahasiswa menerima beasiswa penuh.
“Saya masih ingat kata-kata Ibu Purwanti Lee saat peletakan batu pertama kampus: ‘Saya ingin menjadi pelaku dalam tumbuhnya kebaikan di tempat ini,” kata Umar.
Aktif dalam Kegiatan Sosial dan Lingkungan
Tidak hanya di sektor pendidikan, SGC juga aktif dalam program sosial lainnya. Perusahaan secara rutin mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis, pembagian sembako, hingga kegiatan penghijauan.
“Hampir setiap pekan ada kegiatan sosial. Mereka konsisten dalam pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan,” ujarnya.
Ia menyebut SGC sebagai pelaku ekonomi yang juga bertindak sebagai mitra sosial masyarakat.
Ajak Masyarakat Berpikir Objektif
Menanggapi berbagai kritik dan stigma negatif, Umar mengajak masyarakat melihat SGC secara lebih objektif. Menurutnya, kontribusi perusahaan terhadap ekonomi lokal sangat signifikan, khususnya di wilayah sekitar perkebunan dan pabrik.
“Efek berganda SGC terhadap ekonomi juga sangat nyata. Jangan sampai kebaikan mereka tertutup suara-suara sumbang yang tak berdasar,” katanya.
Dia juga menegaskan tuduhan terhadap SGC belum terbukti secara hukum dan seharusnya tidak langsung dipercaya tanpa data yang valid.
“SGC sudah membuktikan keberpihakan pada rakyat. Mereka bukan hanya perusahaan, tapi mitra pembangunan daerah,” ujarnya.