Bandar Lampung (Lampost.co) — Ketersediaan pangan dan stabilitas harga menjadi persoalan krusial seiring meningkatnya jumlah penduduk.
Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Zainal Abidin mewakili Gubernur Lampung, mengatakan sinergi dan konsolidasi penting untuk mewujudkan kemajuan bagi sektor pertanian.
“Sinergi dan konsolidasi seluruh stakeholder baik on farm maupun off farm wajib dilakukan secara simultan baik di sisi hulu maupun hilir,” ujarnya dalam agenda Musrenbangtan Sektor Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Lampung, Hotel Novotel, Selasa, 23 April 2024.
Pertanian menjadi sektor yang mendominasi atas perekonomian Provinsi Lampung dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 27,29 persen pada 2023. Angka nilai tukar petani (NTP) juga mengalami peningkatan pada 2023 sebanyak 4,47 persen dari tahun sebelumnya menjadi 109,32 persen.
Oleh karena itu, pembangunan dan pengembangan sektor pertanian harus semakin meningkat karena memberi dampak positif bagi perekonomian sebagian besar masyarakat Lampung.
“Pembangunan pertanian akan paralel dengan pencapaian upaya kerja bagi masyarakat Lampung yang selanjutnya memberi dampak bagi ekonomi,” kata dia.
Provinsi Lampung memiliki Indeks Ketahanan Pangan (IKP) sebesar 81,56 atau meningkat 3,75 persen pada 2023 dari pada dengan tahun sebelumnya.
Sementara produksi padi sebanyak 2.757.898 GKG atau 3,2 juta ton GKP dari total luas panen 530.108 hektare dan produksi beras sebanyak 1.585.386 ton pada 2023.
Zainal menekankan, kerja sama yang baik antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, dengan insan sektor pertanian memegang peranan strategis.