• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • E-Paper
Selasa, 03/06/2025 03:47
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
Home Ekonomi dan Bisnis

Sistem QRIS Tunjukkan Ekonomi Kelas Menengah Kian Melemah, ini Buktinya

Effran by Effran
12/12/24 - 12:28
in Ekonomi dan Bisnis
A A
Konsumen melakukan pembayaran nontunai menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Dok

Konsumen melakukan pembayaran nontunai menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Dok

Jakarta (Lampost.co) – Sinyal melemahnya ekonomi kelas menengah di Indonesia kian jelas terlihat, salah satunya dari penurunan transaksi menggunakan QRIS di beberapa bank.

Fenomena itu mencerminkan tekanan ekonomi yang menyebabkan banyak kelompok kelas menengah mengalami turun kelas menjadi menengah rentan hingga rentan miskin.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kelas menengah di Indonesia menurun dari 57,33 juta orang (21,45% dari total penduduk) pada 2019 menjadi 47,85 juta orang (17,13%) pada 2024. Artinya, ada sekitar 9,48 juta orang bergeser ke kategori kelas menengah rentan atau rentan miskin.

Kelompok masyarakat kelas menengah rentan mengalami peningkatan signifikan, dari 128,85 juta orang (48,20%) pada 2019 menjadi 137,50 juta orang (49,22%) pada 2024. Begitu pula kelompok rentan miskin yang membengkak dari 54,97 juta orang (20,56%) pada 2019 menjadi 67,69 juta orang (24,23%) pada 2024.

Bank Jatim (BJTM) mencatat penurunan tajam transaksi QRIS pada kuartal kedua 2024. Data menunjukkan nominal transaksi QRIS Merchant mencapai Rp176,30 miliar pada Juni, tetapi turun drastis menjadi Rp127,91 miliar pada Juli. Meski sedikit meningkat menjadi Rp130,51 miliar pada Agustus, angka tersebut masih jauh di bawah capaian sebelumnya.

Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman, menjelaskan tren penurunan transaksi QRIS terjadi seiring dengan empat bulan berturut-turut deflasi inti sejak Mei 2024. Namun, dia mencatat penggunaan tabungan digital, J Connect mobile, dan kartu debit masih menunjukkan pertumbuhan positif.

Penurunan daya beli masyarakat juga dirasakan OK Bank Indonesia (DNAR). Direktur Kepatuhan OK Bank, Efdinal Alamsyah, menyebutkan tabungan yang terhimpun menurun 12% secara tahunan (yoy) per September 2024.

“Nasabah kini lebih memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan dasar daripada hiburan atau barang sekunder,” ujar Efdinal.

Senada, Direktur Utama Bank BJB (BJBR), Yuddy Renaldi, mencatat penurunan nilai transaksi meski frekuensi transaksi tetap bertumbuh. “Penurunan itu menunjukkan daya beli yang melemah. Bukan dari nominal uang yang keluar, melainkan nilai yang bisa masyarakat beli dengan uang tersebut,” ujarnya.

Kredit Retail Terdampak

Presiden Direktur BCA (BBCA), Jahja Setiaatmadja, mengatakan kredit retail menjadi salah satu sektor yang paling terdampak akibat tekanan ekonomi.

Namun, kredit konsumsi seperti kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) masih tumbuh karena suku bunga yang rendah. “KPR dan KKB tetap bagus karena bunga yang murah,” katanya.

Penurunan daya beli tidak hanya memengaruhi transaksi elektronik, tetapi juga pola konsumsi. Masyarakat saat ini dengan pengeluaran yang sama, misalnya Rp100 ribu, hanya bisa membeli lebih sedikit barang daripada sebelumnya.

Kondisi itu menjadi refleksi tekanan ekonomi yang kelompok kelas menengah Indonesia, rasakan dan terus menghadapi tantangan inflasi, deflasi inti, hingga perubahan pola konsumsi.

Tags: Data BPS 2024Deflasi IntiEkonomi IndonesiaINFLASIKelas Menengah IndonesiaKredit KonsumsiPenurunan Daya BeliTransaksi QRIS
ShareSendShareTweet

Berita Lainnya

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti (tengah) memberikan pernyataan pers mengenai penggunaan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dalam penyaluran bantuan sosial periode Triwulan II/2025 saat jumpa pers di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Senin (2/6/2025). ANTARA/HO-BPMI Sekretariat Presiden.

Penyaluran Bansos Triwulan II/2025 Mengacu DTSEN

by Triyadi Isworo
02/06/2025

Jakarta (Lampost.co) -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyebut penyaluran bantuan sosial (bansos). Pemerintah mulai periode Triwulan...

Tangkapan layar youtube Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung mencatat Provinsi Lampung mengalami deflasi sebesar 0,58 persen month-to-month (m-to-m) pada Mei 2025. Dok

Lampung Deflasi 0,58 Persen di Bulan Mei

by Triyadi Isworo
02/06/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung mencatat Provinsi Lampung mengalami deflasi sebesar 0,58 persen month-to-month (m-to-m) pada...

Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela

Koperasi Merah Putih Dicanangkan Jadi Pilar Ekonomi Desa

by Sri Agustina
02/06/2025

Bandar Lampung (Lampost.co)-- Koperasi Merah Putih atau program koperasi berbasis masyarakat desa dan kelurahan rancangan pemerintah sebagai pilar ekonomi baru...

Load More
Facebook Instagram Youtube TikTok Twitter

Affiliated with:

Informasi

Alamat 
Jl. Soekarno – Hatta No.108, Hajimena, Lampung Selatan

Email

redaksi@lampost.co

Telpon
(0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi)

Sitemap

Beranda
Tentang Kami
Redaksi
Compro
Iklan
Microsite
Rss
Pedoman Media Siber

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.