Jakarta (Lampost.co) — Harga emas terus menanjak di tengah gejolak global dan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS). Kondisi itu membuat emas semakin menarik sebagai instrumen investasi. Namun, keputusan yang salah bisa bikin rugi. Investor perlu memahami strategi tepat agar investasi emas tetap aman dan menguntungkan.
Jangan Ikut-Ikutan
Perencana Keuangan Advisors Alliance Group Indonesia, Dandy, mengingatkan agar investor tidak membeli emas hanya karena tren media sosial.
Sebelum membeli emas, tentukan tujuan investasi. Emas lebih cocok untuk jangka panjang, bukan spekulasi jangka pendek. Investor juga wajib memahami profil risiko. Emas biasanya sesuai untuk investor konservatif hingga moderat yang ingin melindungi nilai aset.
Gunakan Strategi Cicil Emas
Head of Advisory & Financial Planner Finansialku, Shierly, menyarankan strategi cost averaging atau mencicil pembelian emas secara berkala.
Cicilan emas digital bisa menjadi pilihan praktis. Jika ingin emas fisik, kumpulkan dana lewat RDPU atau RDPT terlebih dahulu. Setelah dana terkumpul, beli emas dengan gramasi lebih besar seperti 10 gram, 25 gram, atau 100 gram agar lebih efisien.
Hindari Membeli Saat Harga Tinggi
Shierly menegaskan, membeli emas saat harga sedang melambung tinggi tidak ideal untuk investasi jangka pendek. Investor sebaiknya menunggu momentum yang tepat. Jika butuh likuiditas cepat, jual sebagian emas daripada menambah pembelian di harga puncak.
Sedangkan, Dandy menambahkan kenaikan emas biasanya karena ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Jika membeli di harga tertinggi, risiko koreksi sangat besar.
Analisis Sebelum Membeli Emas
Investor wajib menganalisis faktor yang mendorong kenaikan harga emas. Jika harga naik karena faktor sementara, risiko penurunan makin tinggi.
Tanpa tujuan jelas, membeli di harga tertinggi bisa menimbulkan stres dan trauma ketika harga emas terkoreksi. Untuk itu, strategi disiplin dan analisis fundamental sangat perlu sebelum memutuskan berinvestasi emas.