• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • E-Paper
Kamis, 16/10/2025 21:16
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
Home Ekonomi dan Bisnis

Suntikan Rp200 T dan BI Rate Turun Belum Dorong Daya Beli

Dalam publikasi terbarunya, LPEM menyebutkan gelontoran stimulus besar masih membuat inflasi inti stagnan.

EffranbyEffran
16/10/25 - 19:12
in Ekonomi dan Bisnis
A A
Daya beli masyarakat memengaruhi tingkat inflasi Lampung. Lampost.co/Silvia Agustina

Daya beli masyarakat memengaruhi tingkat inflasi Lampung. Lampost.co/Silvia Agustina

Jakarta (Lampost.co) — Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menilai suntikan likuiditas Rp200 triliun ke bank-bank Himbara dan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) belum cukup efektif mendorong permintaan masyarakat.

Dalam publikasi terbarunya, LPEM menyebutkan gelontoran stimulus besar masih membuat inflasi inti stagnan. Bahkan, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) belum menunjukkan perbaikan signifikan.

“Pemerintah menyuntikkan likuiditas sekitar Rp200 triliun ke bank Himbara untuk mendorong kredit dan BI memangkas suku bunga kebijakan hingga tiga kali berturut-turut menjadi 4,75% pada September 2025. Tapi, inflasi inti tetap rendah dan kepercayaan konsumen belum pulih,” tulis LPEM FEB UI dalam laporannya.

Menurut LPEM, kondisi itu menandakan tambahan likuiditas yang mengalir ke sektor perbankan belum sepenuhnya berubah menjadi permintaan barang dan jasa di tingkat konsumen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi inti pada September 2025 tercatat 2,19% year-on-year (yoy). Angka itu hanya naik tipis 0,02 basis poin dari Agustus yang sebesar 2,17% yoy. Sementara inflasi umum mencapai 2,65% yoy, naik 0,34 basis poin dari bulan sebelumnya.

Perbedaan laju antara inflasi umum dan inti karena kenaikan harga kelompok pangan bergejolak (volatile food) yang tidak termasuk dalam penghitungan inflasi inti. Untuk itu, inflasi inti lebih mencerminkan daya beli masyarakat secara riil.

“Pemicu lonjakan inflasi kali ini bukan dari harga yang pemerintah atur. Melainkan tekanan dari kelompok pangan bergejolak yang kembali menguat setelah sempat mereda,” tulis LPEM FEB UI.

Risiko Likuiditas dan Zombie Company

LPEM FEB UI juga menyoroti risiko ekonomi jika uang beredar terus meningkat tanpa peningkatan kapasitas produksi dan distribusi. Dalam situasi tersebut, yang naik justru biaya produksi dan harga produsen, yang kemudian berlanjut di konsumen.

“Jika uang beredar terus bertambah sementara kapasitas produksi dan distribusi tidak ikut meningkat, maka yang bergerak naik adalah biaya dan harga produsen,” tulis lembaga itu.

Selain itu, likuiditas berlebih saat permintaan masih lemah berpotensi memunculkan pembiayaan berlebihan kepada perusahaan tidak produktif atau zombie company.

“Risiko signifikan dari likuiditas melimpah di tengah permintaan tertahan adalah pembiayaan berlebih pada zombie company, yaitu kredit kepada debitur lama yang tidak produktif. Injeksi semacam itu justru kontraproduktif bagi sektor riil,” tegas LPEM.

LPEM FEB UI menilai langkah pelonggaran moneter dan suntikan dana besar ke perbankan harus ada strategi konkret untuk meningkatkan permintaan domestik.

Kombinasi antara stabilitas harga, perbaikan daya beli, dan produktivitas sektor riil menjadi kunci. Sehingga, stimulus ekonomi tidak hanya berhenti di sektor keuangan, tetapi benar-benar terasa di tingkat masyarakat.

Kondisi inflasi inti yang belum bergerak dan kepercayaan konsumen yang masih lemah itu menjadi tantangan utama. Bank Indonesia dan pemerintah kini harus memastikan kebijakan moneter mampu mendorong aktivitas ekonomi riil secara berkelanjutan.

Tags: bank indonesiaBI Rate 2025daya beliEkonomi Indonesiahimbarainflasi Indonesiainflasi intikredit perbankanLikuiditas bankLPEM FEB UIsuku bunga
ShareSendShareTweet

Berita Lainnya

Sistem Resi Gudang di Lampung Harus Dioptimalkan

Lampung Wajib Perkuat Daya Tarik Daerah untuk Gaet Investasi Besar di LEIF

byEffranand1 others
16/10/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Investasi menjadi faktor penting pendorong pertumbuhan ekonomi di Lampung. Salah satu bentuk yang menarik perhatian saat...

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menghadiri TEI ke-40 Tahun 2025 di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang pada Rabu, 15 Oktober 2025. Dok Diskominfo

Dorong Perluasan Pasar Produk Lokal dan Peningkatan Investasi

byEffranand1 others
16/10/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menghadiri Opening Ceremony Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 Tahun 2025 di...

LEIF 2025 Fokus Dorong Ekonomi Berbasis Hilirisasi dan Komoditas

byEffranand1 others
16/10/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Pemerintah Provinsi Lampung menyiapkan pelaksanaan Lampung Economic and Investment Forum (LEIF) 2025. Hal itu dengan berfokus...

Load More

Berita Terbaru

Sistem Resi Gudang di Lampung Harus Dioptimalkan
Ekonomi dan Bisnis

Lampung Wajib Perkuat Daya Tarik Daerah untuk Gaet Investasi Besar di LEIF

byEffranand1 others
16/10/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Investasi menjadi faktor penting pendorong pertumbuhan ekonomi di Lampung. Salah satu bentuk yang menarik perhatian saat...

Read moreDetails
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menghadiri TEI ke-40 Tahun 2025 di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang pada Rabu, 15 Oktober 2025. Dok Diskominfo

Dorong Perluasan Pasar Produk Lokal dan Peningkatan Investasi

16/10/2025

LEIF 2025 Fokus Dorong Ekonomi Berbasis Hilirisasi dan Komoditas

16/10/2025
Ketua Umum PSSI Erick Thohir.

Erick Thohir Ucapkan Terima Kasih pada Kluivert dan Evaluasi Target Timnas Indonesia

16/10/2025
Gubernur Lampung Fokus Perkuat SDM dan Infrastruktur

Gubernur Lampung Fokus Perkuat SDM dan Infrastruktur

16/10/2025
Facebook Instagram Youtube TikTok Twitter

Affiliated with:

Informasi

Alamat 
Jl. Soekarno – Hatta No.108, Hajimena, Lampung Selatan

Email

redaksi@lampost.co

Telpon
(0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi)

Sitemap

Beranda
Tentang Kami
Redaksi
Compro
Iklan
Microsite
Rss
Pedoman Media Siber

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.