Bandar Lampung (Lampost.co) — Memasuki Ramadan dan jelang Idulfitri 1446 Hijriah, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Lampung komit jaga inflasi.
“Kita semua melakukan langkah pengendalian inflasi agar tidak terjadi masalah saat meningkatnya kebutuhan masyarakat,” kata Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, Kamis, 6 Maret 2025.
Ia menyampaikan tiga aspek yang menjadi sasaran utama TPID Lampung, yaitu ketersediaan pasokan, stabilitas harga, dan kelancaran distribusi.
“Saya harap TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota terus melakukan upaya pengendalian inflasi melalui sinergi,” ujar Mirza.
Berbagai upaya pemantauan harga dan stok, berupa operasi pasar, serta pengawasan keamanan produk pangan sejak awal Ramadan.
Bank Indonesia Provinsi Lampung menyampaikan adanya perlambatan IHK Lampung pada Februari 2025 yang sejalan dengan perkembangan nasional.
Kondisi deflasi ini karena penurunan harga kelompok Administered Price (AP) dan Volatile Food (VF). Utamanya bersumber dari penurunan tarif listrik, beras, dan aneka cabai.
Daya Beli Baik
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Junanto Herdiawan, mengatakan komponen inflasi inti tetap mencatatkan pertumbuhan yang cukup stabil. “Mengindikansikan bahwa daya beli yang tetap baik pada awal tahun 2025,” katanya.
Komoditas kelompok makanan minuman dan transportasi menjadi penyumbang utama inflasi Ramadan dan Idultfitri selama lima tahun terakhir.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), terdapat beberapa komoditas yang perlu diwaspadai menjelang Idulfitri 2025, antara lain bawang merah, bawang putih, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
“Mengatasi risiko yang mungkin timbul, TPID perlu mengedepankan strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif),” ujar Junanto.