Bandar Lampung (Lampost.co)–Kementerian Pertanian RI mengapresiasi kinerja mantan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, pada masa kepemimpinannya mampu meningkatkan produksi beras. Serta meningkatkan peringkat penghasil beras di tingkat nasional.
- Penghasil beras ke-5 se-Indonesia
- Produksi beras 3,2 juta ton per tahun
- Ketercukupan air dan irigasi yang umupuni dukung produksi beras
Menteri Pertanian melalui Direktur Jendral Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan ia mengapresiasi hasil upaya Gubernur Lampung terdahulu, Arinal Djunaidi, terhadap peningkatan produksi beras di Lampung.
“Bahkan Lampung masuk dalam lima besar penghasil beras terbanyak di Indonesia. Selama inikan peringkatnya ke tujuh dan sekarang lima besar se Indonesia. Yakni setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Lampung,” kata Suwandi beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Pastikan Stok dan Stabilitas Harga Pangan di Lampung
Menurutnya, kerja keras Gubernur Lampung Arinal Djunaidi pada periode 2019-2024 dalam upaya meningkatkan produksi beras patut mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pertanian.
Menurutnya, yang dilakukan mantan Gubernur Lampung sejalan dengan konsep Kementrian Pertanian, kunci keberhasilannya adalah air dan irigasi yang memadai.
“Terkait usulan mengenai distribusi pupuk dari pabrik langsung ke pengguna terakhir (end user) yang akan memotong mata rantai, saat ini tengah dalam pembahasan lebih detail,” jelasnya.
“Lampung juga bahkan akan tambah lahan tanam dalam waktu dekat. Untuk tanam luar biasa, hanya saja memang perlu memanfaatkan tanah jarak panen ke tanah,” kata dia.
Penghasil Beras 3,2 Juta Ton
Sementara itu, mantan Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi menyampaikan ke Kemendagri bahwa Lampung merupakan provinsi dengan produksi beras 3,2 juta ton per tahun.
“Kebutuhan beras penduduk Lampung hanya berkisar 1,2 juta ton sementara 2 juta ton sisanya didistribusikan kepada provinsi lain di Sumatra hingga memenuhi 40 persen kebutuhan DKI Jakarta,” jelasnya beberapa waktu lalu.
Menurutnya, keberhasilan tersebut karena pihaknya melakuan pola tanam berjenjang. Sistem irigasi yang memadai sehingga hasil beras di Lampung berkesinambungan.
Ia juga terus tingkatkan produksi dan meminta distribusi pupuk di masyarakat dapat optimal dan efisien.
“Kita setiap panen 80 ribu ton, 100 ribu ton, 500 ton dan seterusnya. Oleh karena itu pola yang sudah baik di Lampung. Namun ada permintaan terkait pupuk,” katanya.
Menurutnya, transportasi akan berpengaruh dalam distribusi pupuk. “Saya ambil langkah kebijakan karena Pusri tak mayoritas ke kami. Butuh waktu 2,5 jam pengiriman, tetapi masih berlaku lini satu hingga empat kategori,” jelas dia.